BANTENRAYA.COM – Persaingan dunia kecerdasan buatan atau yang biasa disebut dengan Artificial Intelegence AI makin memanas dengan datangnya sosok pemain baru.
AI yang terbaru tersebut buatan China yang kini mengguncang teknologi global dengan merilis kecerdasan buatan atau AI DeepSeek.
AI DeepSeek buatan China tersebut menghabiskan biaya pengembangan hanya sebesar USD 6 Juta atau sekitar Rp96 Miliar.
Ai buatan China itu memiliki nama DeepSeek-V3 yang berhasil melampaui model terkemuka seperti ChatGPT, Gemini, dan Meta AI.
Dalam benchmark yang unggul dalam pemecahan logika, pemrograman, dan pemahaman konteks.
Baca Juga: Asal Pasang Tanpa Permisi, Pemerintah Akhirnya Segel Pagar Laut di Tanara dan Kronjo
Informasi ini diunggah oleh akun Instagram @fakta.indo pada Selasa, 28 Januari 2025.
Dalam unggahan tersebut menampilkan informasi tentang China yang rilis AI yang jauh lebih canggih dari ChatGPT.
AI atau DeepSeek-V3 buatan China tersebut memiliki model yang lebih efisien, membutuhkan GPU yang jauh lebih sedikit, dan biaya pelatihannya hanya sebesar USD 6,58 Juta atau sekitar Rp89.28 Miliar.
Selain itu, DeepSeek-V3 ini juga berhasil melampaui teknologi AI buatan Amerika Serikat (AS) yang menghabiskan hingga USD 250 Miliar atau sekitar Rp4.000 Triliun.
Peluncuran DeepSeek-V3 buatan China tersebut memicu kejatuhan besar saham perusahaan AS yang anjlok hingga 17 Persen.
Atau kehilangan nilai pangan sebesar USD 600 Miliar atau sekitar Rp9.600 Triliun, sementara itu Google turun 4 Persen dan Microsoft kehilangan 3 Persen.
Total kapitalisasi pasar teknologi AS yang merosot sekitar USD 1 Triliun atau sekitar Rp16.000 Triliun dalam satu hari.
Hal tersebut yang memicu keraguan besar terhadap para investor tentang kelayakan pengeluaran besar untuk AI di AS.
Dengan adanya DeepSeek-V3 buatan China itu mengancam teknologi AS dengan efisiensi dan performa yang menyamai GPT-4o dan Claude 3.5 Sonnet.
Dan juga waktu yang singkat, aplikasi tersebut menjadi yang terpopuler di AppStore AS, menggeser ChatGPT, sekaligus memperkokoh posisi China dalam persaingan teknologi global.
Baca Juga: Spesial Libur Isra Miraj dan Imlek 2025, Berikut Jadwal Bioskop Trans TV Hari Ini
Hal ini dapat terjadi walaupun AS yang telah melarang ekspor chip canggih ke China, yang bertujuan untuk menghambat kemajuan teknologi negara tersebut.***