BANTENRAYA.COM – Pada tahun 2025 ini geliat kegiatan homoseksual menyimpang yang dilakukan komunitas Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender atau LGBT kerap terjadi di beberapa daerah di Indonesia.
Kegiatan menyimpang tersebut sangat masif, bahkan pelaku beberapa diantaranya merupakan anak dibawah umur.
Salah satu mantan anggota komunitas LGBT yang enggan disebutkan namanya mengatakan, dirinya mengikuti komunitas tersebut hanya sekedar iseng tentang kegiatan yang dilakukan oleh para anggota.
“Awalnya saya masuk grup itu pengen mencari kerja, tapi ternyata setelah masuk banyak yang ngajak pergi kencan, kadang bos-bos besar yang ngajak saya kencan,” ujarnya.
Baca Juga: Telat Pimpin Apel Pagi 12 Menit, Wakil Walikota Serang Nur Agis Aulia Push Up 12 Kali
Ia menjelaskan, anggota komunitas tersebut diisi dari mulai anak di bawah umur hingga pria yang sudah memiliki keluarga bahkan lansia.
“Kalau foto profilnya ganteng pasti banyak yang ngincer, dan diajak kencan. Tapi saya dari mulai masuk grup sampai sekarang enggak pernah mau jika diajak kencan, sekarang sudah insyaf setelah diperiksa sama Polres,” akunya.
Sementara, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan atau Dinkes Kabupaten Serang Istianah Hariyanti mengatakan, penyebab seseorang bergabung dengan komunitas LGBT seperti akibat keluarga yang tidak harmonis dan karena pergaulan.
“Tidak ada support. tidak ada dukungan, dan tidak ada kasih sayang dari keluarga. Yang kedua bisa dipengaruhi karena lingkungan pertemanan atau pergaulan sosialnya,” ujarnya, Minggu, 6 Juli 2025.
Baca Juga: Perundungan Siber Jadi Atensi Pemerintah, Komdigi Sebut Banyak Terjadi pada Remaja
Ia menjelaskan, banyak sekali orang orang dari komunitas LGBT yang mencari anggota dengan menggunakan sistem MLM atau Multilevel Marketing, sehingga komunitas tersebut menjadi semakin berkembang.
“Yang aku lihat di program HIV, kebanyakan korban diiming-imingi dengan diberikan handphone diberikan baju dan sebagainya. Misalnya ada orang kampung yang enggak ngerti apa-apa dan diajak untuk bergabung,” katanya.
Istianah menuturkan, pihaknya juga pernah melakukan mapping di mana kebanyakan komunitas LGBT menggunakan gerai-gerai minimarket dan kedai-kedai kopi untuk melakukan pertemuan.
“Jadi menurut saya untuk mengatasi masalah ini semua pihak harus bergerak. Yang pertama tentunya dari keluarga karena peran dari orang tua, mereka harus ditarik kembali diberikan edukasi supaya memilih jalan yang tepat,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, komunitas LGBT sangat membahayakan karena bisa menimbulkan munculnya penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh kegiatan seksual menyimpang.
“Bisa mengakibatkan penularan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan intim seperti penyakit gonore, raja singa, hingga HIV AIDS. Penderita HIV AIDS itu kebanyakan dari kalangan mereka,” paparnya.
Pihaknya mengajak, kepada generasi untuk melakukan kegiatan positif dan menghindari pergaulan negatif supaya tidak mudah terjebak dalam komunitas LGBT.
“Sekarang banyak kegiatan positif seperti komunitas sepeda atau komunitas yang menaungi hobinya. Jadi pesan saya lakukan hal-hal dan memperkuat kajian-kajian agama,” tuturnya.
Baca Juga: Dari 300 Koperasi di Kota Serang, Hanya 140 yang Aktif
Sementara, pantauan Banten Raya di dalam grup Facebook Gay Serang Banten terdapat komunikasi yang tak senonoh bahkan mereka adalah sesama laki-laki.
Saat ini grup Gay Serang Banten diikuti oleh empat ribu lebih anggota yang didominasi oleh laki-laki.
Para anggota grup saling membuat postingan mulai dari perkenalan, bahkan sampai saling promosi untuk melakukan hal yang tak senonoh dan melakukan hubungan seksual menyimpang.
Terpantau postingan status terakhir kali pada Sabtu 5 Juli 2025.
“Padahal lagi ke pengen tapi gak ada temennya sedih rasanya,” tulis akun pengikut grup Facebook tersebut.
Baca Juga: DAMRI Luncurkan Pink Zone, Perempuan Bisa Nyaman dan Tak Lagi Berdesakan dengan Pria
Anggota grup Gay Serang Banten tersebar di berbagai wilayah seperti Kecamatan Ciomas, Baros, Kragilan, Cikande, Caraneng, Kramatwatu, Waringinkurung, Pontang, Tirtayasa, Tanara, dan masih banyak lagi.
Tak hanya dari Kabupaten Serang anggota Grup Gay Serang Banten juga diikuti dari daerah yang ada di Provinsi Banten.
“Salam kenal dari Ciomas me 21 tahun,” tulis akun Facebook lainnya yang ada di grup tersebut.
“Info b daerah selikur, tambak,” tulis akun pengikut Grup Gay Serang Banten, Jumat 4 Juli 2025.
Baca Juga: Anak Yatim Penerima Bantuan dari Pemkot Cilegon Jumlahnya Menurun, Tahun Ini Hanya 961 Orang
“Ada top sekitar baros?? kalo ada funn aku b,” tulis akun lainnya pada Kamis, 3 Juli 2025.
Beberapa diantara mereka juga masih di bawah umur bahkan masih menyandang status pelajar.
“Aku b umur 17 nyari top 20an,” tulis akun lainnya pada 27 Juni 2025.***