BANTENRAYA.COM – Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman atau DPRKP Kabupaten Serang mengungkap faktor yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan program pembangunan rumah tidak layak huni atau Rutilahu.
Adapun yang menjadi faktor penghambat prorgram rutilahu tersebut berbenturan dengan kepercayaan adat masyarakat setempat yang biasanya mencari hari baik untuk memluai pembangunan.
Kepala DPRKP Kabupaten Serang Okeu Oktaviana mengatakan, beberapa pembangunan rutilahu mengalami keterlambatan karena penerima terbiasa mengikuti kebiasaan adat setempat.
“Paling kendalanya mereka masih mencari hari baik. Nah keterlambatan biasanya karena itu. Jadi si penerima bantuan itu suka nanya ke gurunya, dan meraka membangun rumah menunggu hari baik,” ujarnya saat diwawancarai di DPRD Kabupaten Serang, Kamis 3 Juli 2025.
Baca Juga: Diserbu Warga Anyer, 2.000 pcs MinyaKita Ludes Dalam 30 Menit
Ia menjelaskan, saat ini pihaknya sedang melakukan tahap sosialisasi rencana pembangunan rutilahu terhadap penerima manfaat sebelum mulai dibangun pada awal Aguntus.
“Kita sedang melakukan tahap sosialisasi, targetnya di awal Agustus kami sudah melakukan pembangunan. Ada 200 unit Rutilahu yang akan kita bangun untuk tahun ini” katanya.
Okeu menuturkan, setelah melakukan sosialisasi para penerima manfaat akan didorong untuk membuat rekening bank BJB yang digunakan untuk penyaluran dana bantuan.
“Setelah membuat rekening, kita ajukan dana untuk pencairan dan masuk ke rekening sambil menunggu rumah mulai dirobohkan. Dari Rp25 juta itu 75 persen untuk material dan 25 persennya untuk upah petukang,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, 200 unit Rutilahu yang akan dibangun itu tersebar di seluruh 29 kecamatan dan masih menjadi program prioritas di Kabupaten Serang.
“Ini masih menjadi program prioritas di Pemkab Serang. Karena ini sebetulnya juga dalam rangka mensuport program strategis nasional (PSN) dalam menyediakan tiga juta rumah,” paparnya.***