BANTENRAYA.COM – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar sosialisasi kurikulum prototipe, yang merupakan upaya pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek Zulfikri Anas mengatakan, kurikulum prototipe adalah kurikulum darurat efektif memitigasi learning loss karena membantu guru untuk fokus pada materi esensial.
Menurutnya, hadirnya kurikulum prototipe dilatarbelakangi oleh hasil evaluasi terhadap kurikulum darurat yang digunakan selama pandemi menunjukkan berkurangnya learning loss.
Baca Juga: Untung Saat Pandemi Covid, Bill Gates Ngaku Dirinya Dapat Rejeki Nomplok dari Vaksin Ini
Dampaknya, guru dapat menerapkan pembelajaran yang lebih mendalam untuk mengembangkan karakter dan kompetensi dasar.
Kurikulum darurat ini juga, katanya, memberi fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid atau teach at the right level.
“Ini yang menjadi latar belakang pengembangan kurikulum prototipe,” ujar Zulfikri, saat sosialisasi kurikulum dalam rangka perbaikan pembelajaran, di Lebak, Banten.
Zulfikri menyampaikan, kurikulum prototipe telah diterapkan di sekolah penggerak pada tahun 2021.
Dan pada tahun ini, lanjutnya, kurikulum prototipe menjadi salah satu kurikulum yang dapat dipilih oleh sekolah yang berminat, di samping kurikulum 2013 dan kurikulum darurat.
“Keputusan terpenting ada di bapak ibu semua, jadi saat ini tidak ada perintah wajib, tapi pilihan,” katanya.
Baca Juga: Tampil Beda di UnggahanTerbaru, Maia Estianty Malah Dikira Anya Geraldine
“Ada empat yang kurikulum yang bisa dipilih, salah satunya adalah kurikulum prototipe,” katanya di hadapan lebih dari seratus peserta sosialisasi dari perwakilan asosiasi profesi guru, perguruan tinggi, guru, kepala sekolah, pengawas, hingga lembaga masyarakat yang ada di Provinsi Banten.
Anggota Komisi X DPR RI Ali Zamroni yang turut hadir dalam sosialisasi ini menuturkan, kurikulum prototipe memangkas waktu pembelajaran yang terkait teori.
Dalam kurikulum ini, pembelajaran akan lebih banyak dilakukan berbasis proyek.
Baca Juga: Profil dan Biodata Putri Tanjung yang Ramai di Media Sosial Hingga jadi Trending Topic Twitter
“Kurikulum prototipe ini memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan potensi siswa. Karena berbasis proyek, siswa bisa mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki secara maksimal,” katanya.
Ali Zamroni menambahkan, Komisi X DPR RI sepakat dengan rencana Kemendikbudristek untuk melakukan sosialisasi kurikulum prototipe secara masif.
Ia mengusulkan, pemangku kepentingan dibawah dinas pendidikan baik provinsi, kabupaten, maupun kota harus menjadi ujung tombak dalam sosialisasi.
Baca Juga: Mengejutkan! Kim Hawt Mengaku Pernah Berhubungan dengan Salah Satu Instalasi Pemerintah
“Kebijakan yang bagus, jika diketahui masyarakat secara luas akan lebih mudah untuk diterapkan. Sebuah kebijakan yang tidak diketahui masyarakat, meskipun bagus, akan banyak terdapat penolakan,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten Tabrani mengatakan, melalui sosialisasi ini kegundahan pemerintah daerah maupun pemangku kepentingan di Provinsi Banten sedikit terjawab.
Menurutnya, meskipun di Banten baru dua kabupaten/kota yang memiliki sekolah penggerak, yaitu Kota Tangerang dan Kabupaten Pandeglang, pihaknya meyakini kurikulum prototipe dapat diterima di Banten.
Baca Juga: Penipu Mengatasnamakan Deddy Corbuzier, Sofyan Djalil Menjadi Korban Tipu
“Hari ini sekurang-kurangnya kita memahami bahwa kurikulum ini dirancang untuk menyederhanakan pembelajaran, yang harapannya dapat meringkankan beban guru sekaligus mengembangkan potensi anak,” ujarnya. ***



















