BANTENRAYA.COM — Suasana penuh antusiasme menyelimuti lapangan utama SMP Negeri 1 Bayah, tempat diselenggarakannya Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Kabupaten Lebak Tahun 2025.
Acara yang digagas oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebak ini menjadi ajang penting untuk menumbuhkan kesadaran generasi muda dalam melestarikan bahasa daerah, terutama bahasa Sunda.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak yang dalam sambutannya menekankan pentingnya menjaga bahasa daerah sebagai bagian dari identitas dan warisan budaya bangsa.
Bahasa Ibu Sebagai Jati Diri dan Warisan Budaya
“Bahasa daerah bukan sekadar alat komunikasi, tetapi jati diri dan warisan budaya yang harus kita rawat bersama. Melalui FTBI, kita membangun kesadaran generasi muda untuk mencintai dan menggunakan bahasa ibu dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dalam sambutannya.
BACA JUGA: Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Serang Pastikan RPJMD 2025-2029 untuk Kepentingan Rakyat
Festival ini diikuti oleh berbagai sekolah dari sejumlah kecamatan di Kabupaten Lebak, melibatkan kepala sekolah, guru pembimbing, serta siswa-siswi yang berpartisipasi dalam berbagai cabang lomba seperti nulis carita pondok, maca sajak, pidato basa Sunda, ngadongeng, hingga ngareuah-reuah.
Salah satu juri lomba nulis carita pondok, Pipit Piharsih, mengungkapkan apresiasinya terhadap karya para peserta yang dinilai memiliki pesan moral dan nilai budaya yang kuat.
“Anak-anak menulis dengan rasa yang tulus dan bahasa Sunda yang indah. Tema yang diangkat beragam — tentang keluarga, alam, hingga persahabatan — namun semuanya mencerminkan kedekatan mereka dengan kehidupan sehari-hari,” ujar Pipit saat diwawancarai di sela-sela penjurian.
Pipit menambahkan bahwa FTBI menjadi wadah yang efektif dalam menumbuhkan kebanggaan terhadap bahasa daerah di kalangan pelajar.
“Lewat kegiatan ini, kita bisa melihat bagaimana bahasa ibu tumbuh dan hidup di hati generasi muda. Mereka bukan hanya belajar berbahasa Sunda, tapi juga menumbuhkan cinta dan rasa memiliki terhadap budaya sendiri,” tambahnya.
BACA JUGA: Kota Serang Pertanyakan Kesiapan Tangerang Selatan Sebagai Tuan Rumah Porprov
Festival Tunas Bahasa Ibu sendiri merupakan bagian dari Program Revitalisasi Bahasa Daerah yang digulirkan oleh Kemendikbudristek sebagai bentuk nyata pelestarian bahasa daerah di tengah arus globalisasi yang kian kuat.
Kegiatan yang berlangsung sepanjang hari ini ditutup dengan pengumuman pemenang dari setiap cabang lomba.
Sorakan meriah dan tepuk tangan bergema di lapangan SMPN 1 Bayah, menandai suksesnya acara sekaligus semangat kolektif untuk terus menumbuhkan tunas-tunas bahasa ibu yang berakar kuat di tanah Lebak. ***


















