BANTENRAYA.COM – Penulis buku Khatib Mansur mempertanyakan rencana Pemprov Banten yang akan membangun monumen perjuangan pembentukan Provinsi Banten.
Menurutnya ketimbang itu, lebih baik membangun monumen dari pertistiwa di Banten yang tak kalah besar.
Monumen yang dimaksud adalah monumen taubat korupsi.
Baca Juga: Layar Banten Sabet Emas di PON XX, di Final Dexi Ditempel Ketat Atlet DKI Jakarta
Diakuinya, secara pribadi Ia mendukung rencana pembangunan monumem perjuangan pembentukkan Provinsi Banten.
Sebab, hal itu bisa dijadikan simbol untuk membangkitkan semangat pembangunan di Provinsi Banten agar masyarakatnya lebih sejahtera.
Walau demikian ia merasa cemburu. Seharusnya ada monumen lain yang dibangun lebih dulu.
Baca Juga: Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Oknum Ketua Presma Untirta Akhirnya Dicopot Dari Jabatannya
“12 April 2016 orang tidak ingat ada peristiwa apa di Banten,” katanya.
“Merinding saya, itu yang harus dibikin prasasti juga,” ungkapnya.
“12 April 2016 itu Gubernur Banten, Ketua DPRD Provinsi Banten, bupati/walikota tanda tangan di situ. Taubat korupsi disaksikan ketua KPK,” imbuhnya.
Baca Juga: Layar Banten Sabet Emas di PON XX, di Final Dexi Ditempel Ketat Atlet DKI Jakarta
Khatib mengaku heran mengapa peristiwa besar sepeti itu tidak dilirik dan diabadikan dalam sebuah monumen.
“Saya cemburu. Pemda juga harus membangun monumen anti korupsi,” tuturnya.
Baginya, monumen itu menjadi penting sebagai semangat melawan korupsi sebagai musuh bersama.
Baca Juga: Dorce Dikabarkan Kritis dan Dirawat di RS Primaya Bekasi
Sekali lagi, dia meminta monumen anti korupsi atau yang disebutnya monumen taubat korupsi segera dibangun.
“Harusnya setelah tanda tangan tidak ada korupsi lagi, harusnya tobat tapi enggak taubat-taubat,” pungkasnya. ***