BANTENRAYA.COM – Bayi di Kampung Cimendeut, Desa Cimancak, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, bernama Hilya Nauril Fatihah (8 bulan) terkena penyakit tumor otak.
Dampak tumor otak tersebut yang menyebabkan kedua matanya tak bisa melihat.
Hilya merupakan buah hati dari pasangan suami istri Oji (32), dan Tini (26).
Hingga kini kondisi bayi tersebut amat memperihatinkan dan membutuhkan uluran tangan dari para dermawan.
Berdasarkan informasi, Hilya mengalami tumor otak dimulai sejak berusia 8 bulan pada tahun 2022, lalu kondisinya semakin parah pada tahun 2023 saat memasuki usia 3 tahun.
Adapun orang tua Hilya berprofesi sebagai buruh lepas yang penghasilannya hanya cukup untuk makan, yaitu Rp 200 ribu perbulan.
Kepala Desa Cimancak, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Juhairiyah mengatakan, tanda-tanda penyakit tumor otak mulai terjadi ketika Hilya memasuki usia 8 bulan. Dengan tanda sering mengalami demam tinggi.
Baca Juga: 4 Akses Jalan Utama Jalur Mudik di Lebak Dipenuhi Lubang
“Pas umur segitu, Hilya mengalami sakit tulang punggung sejak saat itu, Hilya sering mengalami demam tinggi beberapa bulan, dan sempat beberapa kali cek up dan di rawat di RS Malingping, namun tak ada perubahan,” kata dia kepada Bantenraya.com, Minggu 26 Maret 2023.
Ia mengungkapkan, karena tak ada perubahan, Dokter merujuk hilya untuk di bawa ke RSUD Banten pada Desember 2022 agar bisa diketahui penyakitnya.
“Setelah pulang dari RS Banten kondisi hilya semakin memburuk dan langsung di rujuk kembali ke RSUD Banten pada Maret 2023 karena satu bagian mata nya menonjol keluar, hingga pada akhirnya dokter mendiagnosis hilya mengalami penyakit thalasemia beta trait (tranfusi tiap bulan), kelenjar getah bening di ketiak, TBC di Paru, dan hasil CT scan menunjukkan adanya tumor di beberapa titik bagian otak,” ungkap Juhairiyah sambil menangis.
Juhairiyah menjelaskan, karena kondisi tumor yang sudah parah kedua mata Hilya tak bisa melihat.
“Benjolan itu salah satunya ada di belakang mata, sehingga menekan mata sebelah kanan yang menyebabkan matanya menonjol, dan saat ini kondisi kedua matanya tidak bisa melihat,” jelas pemimpin yang sangat perhatian kepada rakyat.
Ia menambahkan, karena kondisi Hilya tak kunjung membaik pihak dokter merujuk agar Hilya di bawa ke rumah sakit Cipto, Karena keluarga tak mempunyai BPJS, sehingga Hilya dibawa kerumah.
“Pas kemarin Hilya kami bawa menggunakan SKTM. Sekarang juga kami sedang mengurus-ngurus BPJS Mandiri, agar Hilya bisa di bawa ke RS Cipto,” tambahnya.
Dikatakan Juhairiyah, karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dirinya mngajak kepada seluruh dermawan untuk membatu kebutuhan operasional selama di RS bagi Hilya dan kedua orangtuanya.
“Keluarga berharap hilya bisa sembuh kembali, minta doanya kepada seluruh masyarakat. Semoga kedua orang tuanya diberi kesabaran dan ketabahan, serta dimurahkan rizkinya,” tandas dia.
Keluarga Hilya merupakan keluarga yang keterbatasan, pasalnya, kedua orang tua Hilya berprofesi sebagai buruh lepas, kakek Hilya sebagai petani. Bahkan, nenek Hilya baru selesai dioperasi karena terjangkit penyakit kencing manis.
Sementara itu, Ketua Respect Peduli Banten, Ina membenarkan atas hal tersebut. Pihaknya sudah melakukan assesment dan minta pihak desa membuat BPJS.
“Memang benar akan hal itu, cuman kami belum secara serius menangani pasien itu masih di pegang oleh pihak terkait, jadi hal itu masih di tangani oleh pihak yang lebih berwenang,” tandas Ketua.
Ia membeberkan, pemintah Desa sudah melakukan konsultasi dengan pihaknya. Menurutnya, bilamana tak ada pihak pemerintah yang menyoroti hal itu. Maka pihaknya akan siap-siaga untuk terjun langsung membantu Hilya.
“Memang sudah Jadi langkah pertama, kemarin mereka konsul ke kami, kemudian mereka kami arahkan untuk membuatkan BPJS Mandiri dulu,” ucap dia.
Ina mengajak, untuk seluruh elemen turut membantu demi kesehatan Hilya dari penyakit yang terbilang mengerikan.
“Kalau ada kasusu semacam ini, semua pihak bisa memberikan saran dan bantuan agar penanganan bisa lebih cepat lagi. Dengan upaya bersama- sama semuanya pasti akan lebih ringan dan mudah penanganan,” ajak Ina. ***



















