BANTENRAYA.COM – Sebuah usaha yang menjual beragam camilan kering atau snack di Perumahan Taman Krakatau, Serang sukses memasarkan produknya hingga ke Kota Medan meski baru beroperasi selama 6 bulan.
Pemilik usaha Neo Stik Snack Nyimas Risma Yanti Swadina mengatakan meski baru 6 bulan berjualan camilan, namun keluarganya sudah 25 tahun memproduksi camilan seperti cheese stick, snack makaroni dan bermacam camilan berupa kerupuk.
“Baru sekitar 6 bulan. Kalau pabriknya dari 1997 punya mamah. Produk ada yang sebagian dikirim ada yang bikin sendiri kaya cheese stick, kerupuk, makaroni, dan slondok,” katanya saat ditemui, Senin (4/7).
Risma panggilan akrabnya mengaku usaha camilan ini awalnya hanya coba-coba meskipun dia juga melihat peluang besar karena tingginya penggemar camilan kering di Indonesia dan Cilegon khususnya.
Baca Juga: Jadwal Libur Nasional atau Tanggal Merah di Bulan Juli 2022, BUkan Hanya Idul Adha
Hingga akhirnya bisnis camilan miliknya kini tumbuh secara pesat karena produknya laris bahkan dipasarkan hingga keluar kota seperti Tangerang, Bogor dan Medan.
Dalam sehari omzet yang diraupnya dikisaran Rp1 juta. Bahkan, di momen seperti lebaran omzetnya akan naik hingga tiga kali lipat.
“Mau lebaran bisa 3 kali lipat. Dua momen itu. Kebanyakan toko snack itu sedikit per harinya tapi ke cover pas lebaran jadi ke cover modal selama setahun kaya bumbu dan bahan baku,” lanjutnya.
Menurut Risma, tokonya menyediakan hampir semua jenis camilan kering dengan keunggulan bumbu dan cabai yang digunakan lebih terasa. Dia mengolah cabai menjadi minyak cabai dan hal ini menjadi pembeda dengan rasa pedas pada camilan kering pada umumnya.
Untuk produk yang paling digemari anak mudah khususnya seperti snack makaroni dan kerupuk jablay.
Baca Juga: Viral Lagu Sikok Bagi Duo di TikTok dan Banyak Dicari Warganet, Apa Artinya?
Harga camilannya mulai dari Rp5.000 hingga Rp15.000 per bungkus untuk ecerannya. Sementara untuk kiloan mencapai Rp70.000 per bal.
“Unggul di cabe sama bumbu bumbunya itu basah bikin sendiri. Kebanyakan orang kan cabai sama garam kalau ini kita bikin chilli oil gitu jadi lebih lekoh,” tegasnya.
Meski demikian, perempuan berusia 22 tahun ini mengaku kenaikan harga menjadi tantangan dalam usahanya. Jika beberapa tahun lalu banyak toko yang menjual snack seharga Rp2.000 per bungkus namun kini menjadi Rp5.000 per bungkus akibaf kenaikan harga bahan baku.
Disisi lain, melambungnya harga cabai tidak terlalu mempengaruhi usahanya. Hal ini karena cabai yang digunakan adalah cabai kering dengan harga yang masih stabil.
Risma berkomitmen untuk selalu mengikuti dan menyesuaikan pangsa pasar dengan memperbarui produknya.
Baca Juga: Ide Masakan Menggunakan Daging Kurban Simpel dengan Bumbu Seadanya
“Lebih ke pasar liat pasar misal sekarang lagi heboh pedas daun jeruk kaya di tiktok. Kuncinya kalau bisnis aku yang lagi viral ikutin. Sekiranya kalau ngga viral tetap jalan berarti itu bisnis yang bisa kita ikutin,” tambahnya.
Saat ini tokonya juga sudah merambah pemasaran secara digital seperti melalui Instagram dengan akun @dapurmaris_ dan Shopee dengan nama “neostik”. (***)