BANTENRAYA.COM – Pasar otomotif yang turun sepanjang tahun 2025 di Banten, berdampak signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) yang berpotensi turun.
Ketua Asosiasi Otomotif Banten (AOB) Samsul Ma’arif mengatakan, kondisi perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah supaya kebijakan yang akan diterapkan tidak memberatkan para pelaku usaha otomotif.
“Poinnya satu kita ingin ketemu dengan gubernur, kalau pelaku otomotif tidak baik-baik saja, kami ingin menyampaikan jika secara tidak langsung ini akan memberikan kontribusi PAD Banten, kalau jualan sedikit penjualan BBNKB juga sedikit,” kata Iif sapaan akrabnya kepada Bantenraya.com, Kamis 9 Oktober 2025.
Iif melanjutkan, apabila kebijakan yang akan diterapkan oleh pemerintah memberatkan para pelaku usaha otomotif, hal ini malah menjadi bumerang pada penerimaan pemerintah.
BACA JUGA :Bursa Motor Bekas Mandiri Finance Serang Genjot Pasar Otomotif Banten
“Kalau ada kebijakan jangan sampai ada yang membenarkan di bisnis kita secara efek imbasnya ke mereka juga,” cakapnya.
Berdasarkan data dari, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil secara wholesales pada Agustus 2025 mencapai 61.780 unit, turun 19 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat 76.302 unit.
“Patokan kita di Banten kurang lebih sama seperti nasional disampaikan Gaikindo, kami AOB mewakili all brand kendaraan ingin sharing dengan pak gubernur, ” jelasnya.
Beberapa kebijakan yang menurut AOB menjadi cukup berdampak terhadap penjualan ialah opsen pajak yang diterapkan di beberapa daerah, membuat penjualan kendaraan menjadi anjlok.
“Seperti opsen pajak ada beberapa provinsi yang sudah mejalankan kebijakan malah lebih jelek lagi penjualan. Kondisi otomotif di Banten sekarang bukan hanya penjualan yang turun, tapi dari finance juga lebih ketat,” katanya.
BACA JUGA : Pilih Mobil Listrik, Hybrid atau Bensin? Ini Pandangan Pengamat Otomotif Fitra Eri
AOB juga tengah berupaya untuk menggelar pameran otomotif yang biasanya digelar pada akhir tahun, dengan melakukan komunikasi dengan dinas terkait.
“Kita baru minta semoga ada kabar baiknya, dan permintaan kami tidak besar yang paling penting buka hanya event karena sifatnya sementara namun berkaitan dengan kebijakan yang jangkanya panjang,” kata Iip.(***)