BANTENRAYA.COM – Di balik manisnya rasa dan aroma khas olahan kurma, terdapat sosok inspiratif bernama Lilia yang berhasil mengembangkan Renaco menjadi merek kuliner berbasis kurma yang dikenal di wilayahnya.
Perjalanan Lilia dalam membangun usaha ini penuh tantangan, namun berkat semangat pantang menyerah dan keinginannya untuk terus belajar, ia mampu mencapai omzet rata-rata antara Rp7 hingga Rp10 juta setiap bulan.
Cerita keberhasilan Lilia dimulai pada tahun 2019. Saat itu, kecintaannya dalam membuat camilan sehat untuk keluarga membawanya menyadari potensi besar dari buah kurma.
Baca Juga: Tinggal Klik! 10 Link Twibbon Har Mangrove Sedunia 2025, Desain Unik dan Paling Keren
Meski kurma sangat diminati saat Ramadan, belum banyak yang mengolahnya menjadi produk inovatif untuk dikonsumsi sehari-hari.
Dari sinilah lahir berbagai produk unggulan Renaco seperti kurma cokelat, kue kering berisi kurma, hingga minuman sehat berbahan dasar kurma.
Di tahap awal, seluruh proses produksi dilakukan di dapur rumah dengan dibantu dua pekerja harian.
Baca Juga: Empat Wakil Kota Cilegon Berburu Prestasi GEAS Putaran Nasional di Bogor
Keterbatasan modal tak menyurutkan langkah Lilia untuk terus berkreasi dan mengembangkan usahanya.
“Saya ingin Renaco dikenal sebagai pionir olahan kurma yang bukan hanya enak, tetapi juga sehat dan halal,” ungkap Lilia.
Tahun 2022 menjadi titik penting bagi perkembangan Renaco. Saat itu, Lilia bergabung sebagai binaan Rumah BUMN Jakarta yang dikelola BRI.
Baca Juga: GRATIS! 11 Link Twibbon Milad MUI ke-50 Tahun 2025, Berdesain Keren serta Kekinian
Melalui berbagai pelatihan seperti pembukuan, foto produk, dan marketing digital, ia mulai menjalankan usahanya dengan lebih profesional.
Pelatihan pembukuan membantu Lilia mengelola keuangan Renaco dengan lebih rapi dan terpisah dari keuangan pribadi.
Sementara pelatihan foto produk membuat tampilan Renaco di media sosial semakin menarik, sehingga penjualan meningkat signifikan.
Baca Juga: Mimpi MSFA Jadi Kampiun Cilegon League U-15 Piala Soeratin Terwujud
“Dulu saya asal-asalan mencatat pemasukan dan pengeluaran. Setelah ikut pelatihan, saya jadi paham pentingnya pembukuan untuk melihat perkembangan usaha.
Dampaknya terasa sekali, saya bisa mengukur laba dan mempersiapkan strategi bisnis,” kata Lilia.
Selain pelatihan, Lilia juga memanfaatkan fasilitas ekosistem digital dari BRI.
Usaha Renaco kini dilengkapi QRIS BRI untuk memudahkan transaksi non-tunai dan Point of Sales (POS) yang memantau penjualan secara real time.
Baca Juga: Kelompok 15 KKM Uniba Bantu Bagikan Bahan Pangan
“QRIS BRI membuat pelanggan lebih nyaman saat bertransaksi, sementara saya tidak perlu repot menyiapkan uang kembalian. Semua transaksi tercatat otomatis di POS, jadi saya bisa memantau omzet harian Renaco tanpa harus menghitung manual,” jelasnya.
Perjuangan Lilia membesarkan Renaco membuahkan hasil. Kini semua produk Renaco telah bersertifikasi halal, memiliki izin PIRT, serta dilindungi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
Dua pekerja harian yang ia rekrut pun ikut merasakan manfaat dari usaha yang semakin berkembang ini.
Baca Juga: SDIU Cahaya Al Fatih Sukses Gelar MPLS
“Meski skala usaha masih kecil, saya ingin Renaco memberi dampak positif. Paling tidak ada dua keluarga yang terbantu lewat pekerjaan ini,” tutur Lilia.
Ke depan, Lilia memiliki visi besar untuk Renaco. Ia ingin memperluas pemasaran ke luar daerah bahkan mancanegara melalui platform digital.
Ia juga bermimpi memiliki gerai khusus Renaco, sehingga pelanggan bisa langsung menikmati berbagai produk olahan kurma dengan konsep kafe sehat.
Baca Juga: Masuk Dalam Warisan Budaya, Ini 5 Permainan Tradisional Anak Indonesia
“Kalau ada pesan untuk teman-teman UMKM, teruslah belajar dan manfaatkan semua fasilitas yang ada, seperti pelatihan di Rumah BUMN binaan BRI. Jangan cepat menyerah, karena kita tidak pernah tahu kapan usaha kita akan berkembang pesat. Kuncinya konsisten,” ujar Lilia.
Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa BRI berkomitmen menjadi mitra utama pertumbuhan UMKM di seluruh Indonesia melalui berbagai program pemberdayaan.
“Salah satunya adalah melalui Rumah BUMN, kami tidak hanya memberikan akses pelatihan dan pembinaan, tetapi juga mendukung UMKM dengan teknologi dan akses pasar, sehingga harapannya pengusaha UMKM dapat naik kelas,” pungkas Hendy.***