BANTENRAYA.COM – KJMU atau Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul merupakan proyek beasiswa kuliah program D3, D4 dan S1.
Beasiswa kuliah tersebut merupakan salah satu program dari Anies Baswedan ketika masih menjabat sebagai gubernur Jakarta.
Mahasiswa yang berasal dari keluarga yang kurang mampu yang lahir dan berdomisili di Jakarta bisa mendapat bantuan beasiswa kuliah tersebut sampai selesai kuliah tepat waktu.
Baca Juga: Wedding Impossible Episode 5 Sub Indo: Lee Ji Han Miliki Perasaan Kepada Na Ah Jeong?
Namun, dilansir bantenraya.com dari postingan akun Instagram @undercover.id, program KJMU tersebut dicabut sepihak oleh Heru Budi Hartono selaku Pj Gubernur Jakarta.
Ima Mahdiah selaku anggota DPRD DKI Jakarta Komisi E mengkritisi keputusan Heru tersebut.
“Jadi saya tegaskan untuk pemprov DKI mengembalikan anggaran untuk KJMU ini. Waktu di Banggar juga kami sudah protes,” kata Ima pada Rabu, 6 Maret 2024.
Baca Juga: Stok Menipis, Pegawai DPUPR Sumbangkan Darahnya ke PMI Pandeglang
Ima juga menyebutkan alasan sekda memotong anggaran KJMU disebabkan isu pendataan, tapi menurutnya anggaran tersebut bisa tetap digelontorkan pemprov selagi perbaikan data.
Selain itu, Ima berharap pemprov segera merevisi pemotongan tersebut karena seharusnya beasiswa tidak sertamerta terputus di tengah jalan.
“Karena prinsipnya beasiswa KJMU itu harus sampai mereka selesai kuliah, bukan tiba-tiba berhenti di tengah jalan hanya karena anggaran dikurangi,” kata dia.
Baca Juga: Rekapitulasi Suara Tingkat Provinsi Banten Masih Bisa Buka Kotak Suara, Ini Syaratnya
“Bagaimana Indonesia mau mempersiapkan Indonesia Emas 2045 jika anak-anak penerima KJMU saat ini terancam putus kuliah,” sambungnya.
Hal ini juga yang diduga membuat mahasiswa yang menerima KJMU dan Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus dibatalkan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta.
Informasi yang mendapat lebih dari 21 ribu likes dalam 5 jam tersebut juga dibanjiri banyak komentar.
Beberapa komentar ada yang menyalahkan mahasiswa Jakarta sendiri yang mayoritas tidak memberikan suara dukungan untuk paslon nomor 1.
“Pukulan telak bagi penerima KJMU yang mati-matian bela mereka yang sekolam, biar mereka tersadar kalau Pak Anies yang benar-benar hadir untuk pendidikan di Indonesia karena KJMU adalah program beliau,” kata @adisupangkat.
“Lebih dari 50% masyarakat Indonesia lebih memilih makan gratis daripada sekolah,” kata @apri.nugroho.
Baca Juga: 4 Tokoh Yahudi yang Berani Bersuara Menentang Genosida Isreal di Palestina
“Bagaimana bisa maju jikalau pendidikan masih dianggap beban negara,” kata @kiki.albani.
Tentunya keputusan pencabutan program tersebut dapat mengancam putus kuliah ribuan mahasiswa yang sudah mengikuti perkuliahan.
“Seharusnya dikasih solusi lain, kasian mahasiswa yang sudah benar-benar kuliah dengan bantuan tersebut tiba-tiba harus putus kuliah jika kondisinya memang benar-benar sulit, Pak. Katanya pemimpin, masa ngambil keputusan sepihak tanpa memperdulikan yang dipimpin?” komentar @nunikkunthi.
Dilansir bantenraya.com dari jakarta.go.id, hingga akhir tahun 2022 telah terdapat 16.708 mahasiswa yang menerima bantuan KHMU tahap II. Sedangkan 15.153 mahasiswa telah terima bantuan KJMU Tahap I 2023.
Program KJMU menyediakan penerimanya hak untuk mendapat dana bantuan sebesar Rp1,5 juta hingga Rp9 juta per semester.
Terdapat 110 PTN (Perguruan Tinggi Negeri) yang mendukung program KJMU tersebut.
Beberapa universitas negeri yang mendukung program KJMU adalah Universitas Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah, UIN Sultan Maulana Hasanuddin, ITB, Universitas Andalas, dan Universitas Jambi.* * *

















