BANTENRAYA.COM – Manajer Bidang Pemasaran Strategis dan Pengembangan PT Wijaya Karya atau WiKa Serang Panimbang, Muhammad Al Bagir menyebut kemungkinan adanya faktor lain yang menjadi sebab banjir area persawahan di Desa Cisangu, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak makin parah.
Kata dia, beberapa faktor diantaranya ialah curah hujan yang mungkin lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya, kemudian terjadi penurunan permukaan tanah secara alami hingga menyebabkan perubahan pola aliran sungai, hingga penebangan pohon yang bisa mengurangi daya serap air.
Hal tersebut juga ia sampaikan sekaligus membantah tuduhan terhadap keberadaan tol Serang-Panimbang (Serpan) yang menjadi sebab banjir di Desa Cisangu menjadi lebih lama surut
“Kita sama sekali tidak merubah aliran sungai sesuai desain proyek yang sempat diubah. Jadi kalau secara teknis, kita belum dapat benang merah bahwa keberadaan jalan tol membuat surutnya banjir di wilayah tersebut semakin lama,” kata Al Bagir kepada Bantenraya.com.
Baca Juga: BYD Sealion 7 Ramaikan IIMS, Mobil Listrik SUV Berdesain Futuristik
Kendati begitu, Al Bagir memberikan usulan untuk melakukan justifikasi teknis oleh para ahli untuk mengetahui penyebab pasti banjir di wilayah Desa Cisangu. Sehingga seharusnya sebelum munculnya hasil dari justifikasi teknis, pihak manapun tidak boleh menyimpulkan sebab-sebab banjir di Cisangu.
“Tidak bisa klaim secara sepihak. Harus ada justifikasi teknis dari ahli, misalnya ahli drainase, ahli geoteknik dan lain-lain,” terangnya.
Selain itu, Ia juga mengusulkan agar secepatnya pemerintah daerah memfasilitasi untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) sehingga pihaknya bisa menyampaikan hal-hal teknis yang sudah dilakukan selama pembangunan proyek tol Serpan.
“Kami sudah mengidentifikasi daerah itu langganan banjir dan desain awal kami berupa timbunan. Akhirnya kami ubah menjadi tiang pancang sehingga aliran air tetap alami,” tandasnya.
Baca Juga: Ending Love Scout Episode 12: Akhir Drakor Lee Jun Hyuk dan Han Ji Min
Sebelumnya, diketahui bahwa warga Desa Cisangu, Kecamatan Cibadak menuding keberadaan tol Serpan yang dikelola oleh PT Wika menjadi biang kerok penyebab banjir di area persawahan wilayah tersebut makin parah.
Berdasarkan data yang dihimpun, ada total 115 hektare sawah yang tergenang dan tersebar di empat blok, yakni blok 1,2,5 dan 8. Keempat blok tersebut berada di 2 kampung, yaitu Kampung Cimenteng Jaya dan yang terparah di Kampung Bueuk dengan jumlah petani padi yang terdampak mencapai ratusan orang.
Sejauh ini, diketahui juga bahwa Distan Lebak mendata sudah ada sekitar 3,4 hektare sawah yang mengalami puso akibat bencana banjir tersebut dengan kerugian yang dialami petani diperkirakan mencapai Rp132,6 juta di periode Januari hingga pertengahan Februari 2025 ini.***



















