BANTENRAYA.COM – Walikota Serang Syafrudin menyebut buang air besar sembarangan dan stunting masih menjadi pekerjaan rumah (PR) Pemkot Serang, karena dua kasus tersebut masih banyak ditemukan di Kota Serang.
Hal ini disampaikan Walikota Serang Syafrudin usai membuka acara fokus group disccusion (FGD) menuju Kota Serang Kota Serang Open Defecation Free (ODF) atau stop buang air besar sembarangan dan Bebas Stunting yang digelar di Saung Edi Bhayangkara, Kelurahan Cipocok Jaya, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Selasa 18 Januari 2022.
Baca Juga: Sinopsis dan Link Nonton Film Deadpool, Si Manusia yang Susah Mati
Walikota Serang Syafrudin mengatakan, bebas dolbon dan bebas stunting masih menjadi pekerjaan rumah (PR) Pemerintah Kota (Pemkot) Serang, karena masih banyak warga yang buang air besar sembarangan (BABS).
“Tapi alhamdulilah upaya dari Pemkot Serang tentunya terus tiap tahun melalui leading sektor yang sudah dilaksanakan oleh DPKP (Perkim-red),” ujar Syafrudin, kepada Bantenraya.com.
Upaya ODF di Kota Serang mendapat dukungan baik dari Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah pusat.
Baca Juga: Arsenal Akan Kedatangan Dua Pemain Marseille Sekaligus Akhir Musim ini
“Banyak sekali kaitannya dengan pembuatan jamban masyarakat. Kita terus-terusan membantu masyarakat yang tidak mampu. Tahun kemarin dibantu oleh ibu Presiden RI 1000 jamban di Kecamatan Kasemen, ini juga luar biasa,” jelas dia.
Terkait kasus stunting, Syafrudin mengatakan, Pemkot Serang terus berupaya untuk menekan angka stunting di Kota Serang.
Menurut Syafrudin, untuk menekan angka stunting harus dilakukan pencegahan dini, salah satunya dimulai dari menikah di usia dewasa. Bila menikah diusia dini, akan berpengaruh pada si jabang bayi, karena belum kuat janinnya.
Baca Juga: Gempa Sumur Pandeglang Akibat Pergerakan Lempeng Samudera Indo-Australia
“Jangan menikah dini sebelum usia 17+, bahkan kami berharap sebelum 20 tahun jangan nikah dulu. Nah kalaualau sudah menginjak dewasa akan bagus pertumbuhan janinnya,” jelas dia.
Syafrudin menjelaskan, pencegahan dini stunting lainnya adalah sejak hamil sampai melahirkan, ibu harus rajin memeriksakan kesehatan, agar tumbuh kembang anak tetap sehat.
“Jadi orang tua yang bertanggungjawab bukan pemerintah, karena pemerintah dan pihak swasta hanya sebatas membantu, yang paling penting adalah masyarakatnya sendiri atau orang tuanya,” terangnya.
Baca Juga: Kecelakaan di Tol, 2 Penumpang Bus Asli Prima Meninggal dan 5 Penumpang Luka-Luka
Syafrudin mengakui kasus stunting di Kota Serang masih banyak. Oleh karena itu, kasus ini harus ditekan agar semakin menurun.
“Sejauh ini memang ada banyak di Kota Serang ini ada stunting. Kemudian kalau yang baru-baru saya kira ini belum dengar ini, tapi yang sudah ada memang harus kita selesaikan, dan banyak penurunan sekali,” ungkap Syafrudin.
Syafrudin mengaku tidak hafal jumlah kasus stunting di Kota Serang.
“Jumlahnya tanyakan ke Dinkes, khawatir tidak akurat, silakan tanyakan ke Dinkes tapi di Kota Serang penurunannya sangat signifikan sekali,” tandas dia.
Berdasarkan pantauan Bantenraya.com acara turut dihadiri oleh General Manager Dompet Dhuafa dr Yeni Purnamasari, Kepala Dinkes Provinsi Banten Ati P, Camat Cipocok Jaya Tb Yassin, Lurah Cipocok Jaya Linin, dan perwakilan Dinas Kesehatan Kota Serang. ***



















