BANTENRAYA.COM – Pemerintah Kota Cilegon menggelar kegiatan Afternoon Tea atau minum teh sore hari bersama para pelaku industri.
Hal itu dilakikan sebagai upaya memyerap berbagai aspirasi dari kalangan industri, serta membahas isu strategis, termasuk juga kontribusi tanggungjawab sosial atau CSR kepada masyarakat Kota Cilegon.
Dalam kesempatan itu hadir tiga perusahaan industri besar, yaitu PT Bungasari, PT Tereos FKS Indonesia, dan PT Indonesia Power.
Baca Juga: Buruan Apply Lowongan Kerja di PT Halmahera Transportasi Energi, Gaji Menarik dan Kompetitif
Afternoon Tea sendiri merupakan tradisi minum teh di Inggris dengan tujuan atau sebagai ajang bersosialisasi.
Acara tersebut yang dilakukan pada sore hari, biasanya antara pukul 3 hingga 5 sore, selain minum teh ada juga kudapan ringan seperti sandwich, scone, dan kue.
Wali Kota Cilegon Robinsar menjelaskan, salah satu perhatian pusat di Kota Cilegon adalah iklim invetasi. Dirinya memastikan akan menjaga keberlanjutan kontribusi para investor di Kota Cilegon.
“Kami berkomitmen menjaga para investor yang telah berkontribusi di Cilegon. Hadirnya Bapak dan Ibu pelaku industri hari ini semoga menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan kesejahteraan masyarakat Cilegon. Salah satu bentuk nyata komitmen kami adalah melalui program beasiswa *Cilegon Juare*, yang dirancang untuk mendukung kebutuhan masyarakat sekaligus dunia industri,” ujar Robinsar, Rabu 28 Mei 2025 sore di Rumah Dinas Walikota.
Di sisi lain, ia juga menerima berbagai aspirasi soal tenaga kerja, program CSR dan isu strategis lainnya dari industri.
“Kami ingin menciptakan pola distribusi yang selaras dengan program pemerintah daerah. Fokus kami adalah bagaimana investasi bisa memberikan dampak langsung terhadap pengurangan pengangguran, peningkatan produktivitas, dan kesejahteraan tenaga kerja lokal,” tambahnya.
Baca Juga: Calo Tiket Marak Saat Libur Panjang, ASDP Minta Penumpang Membeli Langsung Secara Online
Sementara itu, Wakil Wali Kota Cilegon, Fajar Hadi Prabowo, juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan dunia industri, khususnya dalam membuka komunikasi dua arah yang terbuka dan solutif.
“Kami ingin menjadi jembatan antara masyarakat dan industri. Oleh karena itu, kami hadirkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala DPMPTSP, serta Kepala Dinas Ketenagakerjaan untuk mendengar langsung dan menindaklanjuti kendala-kendala yang ada di lapangan. Kami tegaskan, tidak boleh ada oknum maupun OPD yang menghambat proses investasi dan rekrutmen tenaga kerja. Bila ada, segera laporkan,” tegas Fajar. ***

















