BANTENRAYA.COM – Dalam berbagai kesempatan Walikota Cilegon Robinsar dan Wakil Walikota Cilegon Fajar Hadi Prabowo berjanji akan merealisasikan sejumlah janji kampanye di 100 hari kerja.
Dimana, Robinsar-Fajar memastikan setelah dilantik pada 20 Februari 2025 akan langsung tancap gas merealisasikan janji dan visi misi kampanyenya.
Salah satu janji kampanye yang terus digaungkan dan menjadi nomor 1 di dalam flyer kampanye Robinsar-Fajar yakni soal sembako murah atau pangan murah dan mudah bagi masyarakat.
Hal itu harus bisa dibuktikan dalam 100 hari kerja. Sebab, dalam Waktu dekat akan ada momen Ramadhan dan Idul Fitri atau Lebaran.
Realisasi terhadap janji kampanye tersebut akan menjadi sangat krusial dan berpotensi menjadi boomerang politik jika sampai momentumnya terlewatkan.
Sebab, akan banyak lawan politik yang pastinya akan menggoreng isu tersebut dan menimbulkan pertanyaan bagi masyarakat terutama pemilihnya jika sampai tidak direalisasikan.
Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Berikan Proteksi Loper Koran Radar Banten Group
Pengamat Politik dan Kebijakan Publik dari UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten (SMHB) Syaeful Bahri menjelaskan, sembako murah ini akan menjadi kebutuhan masyarakat yang sangat krusial.
Terutama jelang Ramadhan dan Lebaran, jangan sampai yang menjadi kebutuhan masyarakat tidak tercover.
“Dalam 100 hari kerja saran saya sebagai pengamat kebijakan publik,” ujarnya Selasa 4 Februari 2025.
“Jangan sampai tidak ada program sembako murah, justru itu kan musim Ramadhan dan Lebaran, jangan sampai itu tidak ada dan itu momentumnya akan hilang dalam 100 hari ini,” katanya.
Selanjutnya momentung 100 hari kerja, papar Syaeful, yakni beasiswa bagi masyarakat di perguruan tinggi ternama.
Variabel perguruan tinggi ternama ini juga harus jelas. Karena ini bukan hanya negeri, ada banyak perguruan tinggi swasta yang ternama juga.
Baca Juga: 80 Kebakaran Terjadi di Lebak Sepanjang 2024, Kerugian Tembus Rp3,7 Miliar
“Jangan sampai juga 17 program unggulan itu menjanjikan beasiswa kepada perguruan tinggi ternama, jangan sampai momentum itu hilang, jangan sampai itu tidak ada, perkara istilahnya mekanisme seperti apa itu harus ada,” jelasnya.
Lalu, paling banyak adalah kenaikan honor-honor yang sudah dijanjikan, tegas Syaeful, hal itu juga harus dilakukan. Sebab, program tersebut akan sangat langsung dirasakan masyarakat.
“Problem honor-honor itu honor guru ngaji dan lainnya jangan sampai ada di program 100 hari jangan sampai menjadi blunder dan boomerang,” ujarnya.
Baca Juga: Pemprov Banten Enggan Ungkap Besaran Biaya Penunjang Operasional Pj Gubernur
Syaeful menyatakan, artinya beberapa program itu harus direalisasikan karena itu menjadi momentum dan jika lewat maka masyarakat akan mulai ragu, terutama para pemilih yang sudah memiliki keduanya.
“Kita mengingatkan ini karena setidaknya sebagai warga Cilegon sebagai pemilih dan memilih kepala daerah terpilih jangan sampai program 100 hari terlewatkan,” ungkapnya.
“Apalagi itu momentum mengukur kinerja dan keseruasan keduanya membangun Kota Cilegon. Jika tidak maka akan menjadi amunisi lawan politik untuk menyerang,” tegasnya.
Baca Juga: Pembangunan SDM dan Penguatan Ekonomi Lokal Jadi Fokus Kecamatan Kresek Pada 2026
Syaeful menyatakan, tidak akan mungkin dalam 100 hari kerja semua program direalisasikan. Namun, yang paling penting adalah yang bersentuhan langsung kepada masyarakat dan momentumnya pas.
“Sembako murah itu jelas menjadi kebutuhan masyarakat dan momentumnya pas Ramadhan dan Lebaran,” tuturnya.
“Beasiswa juga karena sebentar lagi penerimaan, lalu honor juga sama karena banyak elemen yang menunggu kenaikannya untuk memenuhi kebutuhan,” pungkasnya. ***