BANTENRAYA.COM – Penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kota Cilegon meningkat tinggi sebanyak 924 kasus selama 2024.
Kepala Bidang Pemenuhan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan pada Dinkes Kota Cilegon Febri Naldo mengatakan, berdasarkan data dari Dinkes Kota Cilegon kasus DBD di Kota Cilegon pada tahun 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan kasus DBD tahun 2023.
Tahun 2024 terdapat 3 orang yang meninggal dunia, sedangkan tahun 2023 terdapat 1 orang yang meninggal dunia.
Baca Juga: Usai Digeruduk Mahasiswa, Satpol PP Kota Serang Janji Razia dan Patroli THM di Tahun Baru
“Dari data yang Dinkes miliki untuk tahun 2024 sebanyak 924 kasus lebih tinggi dari tahun 2023 itu 242 kasus,” kata Febri kepada Banten Raya, Senin (30/12).
Ia menjelaskan, tingginya jumlah kasus DBD di Kota Cilegon akibat perubahan iklim yang terjadi dapat mempengaruhi perkembangan nyamuk Aedes aegypti.
“Dari perubahan cuaca yang tidak menentu ini dapat meningkatkan risiko penyebaran nyamuk karena melalui musim hujan akan terjadi genangan air dan berpengaruh pada perkembangan nyamuk Aedes aegypti,” jelasnya.
Baca Juga: Uniba Peringati Hari Ibu, Ketua Yayasan Cerita Soal Ibunya
Untuk menghindari penyebaran penyakit DBD, kata dia, perlu melakukan pemberantasan sarang nyamuk di area sekitar lingkungan rumah.
“Untuk menghindari penyebran penyakit DBD maka kita perlu melakuakn pemberantasan sarang nyamuk di beberapa titik di area lingkungan rumah dan saluran air got juga harus dibersihkan,” katanya.
Adapun tiga kecamatan dari delapan kecamtan di Kota Cilegon yang menjadi wilayah terbanyak mengalami kasus DBD di Kota Cilegon.
Baca Juga: Desak Tutup THM, Gerakan Mahasiswa Kota Serang Geruduk Kantor Satpol PP
“Dari bulan Januari sampai Desember 2024 tiga wilayah yang kasus DBD nya tinggi ada di Kecamatan Jombang, Kecamatan Purwakarta, dan Kecamatan Ciwandan,” ucapnya.
Menurutnya, masyarakat Kota Cilegon perlu mewaspadai tiga penyakit yang rawan terjadi pada musim hujan saat ini.
“Yang banyak terjadi di musim hujan itu pertama penyakit DBD, masyarakat perlu melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) menguras, mengubur, dan menutup. Kedua Diare, dan ketiga ada alergi dingin yang bisa disebabkan karena cuaca dingin,” ujarnya.
Febri mengimbau kepada masyarakat Kota Cilegon, untuk meningkatkan kewaspadaan penularan penyakit DBD saat musim hujan dengan menerapkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
“Kami mengimbau kepada masyarakat Kota Cilegon untuk menjaga kesehatan, mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, rutin berolahraga, dan menerapkan PHBS serta melakukan PSN. Ini sebagai upaya untuk menghindari penyakit DBD dan penyakit lainnya,” imbaunya.***