BANTENRAYA.COM – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Banten Jaya (Unbaja), yang memperoleh hibah dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek), melaksanakan program inovatif pemanfaatan limbah styrofoam sebagai bahan campuran paving block ramah lingkungan di Kelurahan Lebak Denok, Kota Cilegon.
Kegiatan ini diketuai oleh Telly Rosdiyani dengan anggota dosen Febhrika Sri Puji Pangesti dan Euis Amilia serta melibatkan mahasiswa Nurul Farokhah dan Kiki Firmansyah.
Kegiatan ini diawali salah satu permasalahan lingkungan utama di Kota Cilegon adalah banyaknya limbah styrofoam yang sulit terurai.
Baca Juga: Mutasi Rotasi Pemprov Banten Bulan Depan, Dimyati Natakusumah Ingin Rombak Pejabat Besar-besaran
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional Tahun 2024, rata-rata volume limbah styrofoam di Cilegon mencapai 56 ton per hari.
Limbah ini sebagian besar berasal dari bahan kemasan maupun wadah makanan sekali pakai yang banyak digunakan di sektor industri, perdagangan dan rumah tangga.
Daur ulang styrofoam masih jarang dilakukan, sehingga sebagian besar berakhir di tempat pembuangan akhir atau mencemari lingkungan, terutama sungai dan laut.
Baca Juga: PT KCIC Larang Warga Bermain Layangan di Dekat Jalur Whoosh, Apa Alasannya?
Padahal, jika diolah dengan teknologi tepat guna, styrofoam memiliki potensi ekonomis tinggi.
Analisis tim menunjukkan bahwa dengan substitusi 30% styrofoam dalam bahan campuran, biaya produksi paving block di Cilegon dapat ditekan menjadi sekitar Rp64.800 per meter persegi, jauh lebih murah dibandingkan harga paving block konvensional yang berkisar Rp 80.000-Rp 107.000 per meter persegi, tergantung ketebalan 6 cm atau 8 cm.
Dalam program PKM ini, tim melaksanakan sosialisasi dan kampanye lingkungan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat terkait pengolahan limbah styrofoam.
Baca Juga: Podsi Kota Cilegon Bawa Pulang Emas dari Kelas Dragon dari Kejuaraan Dayung Tangsel Open
Kegiatan ini melibatkan kader Posyantek dan warga Kelurahan Lebak Denok, dengan fokus pada pelatihan teknis proses pengolahan dan penerapan styrofoam sebagai campuran pembuatan paving block.
Materi pelatihan mencakup tahapan pemilahan, pencacahan, pencampuran komposisi dengan semen, pasir, dan kerikil(screening), hingga pencetakan paving block yang siap digunakan untuk infrastruktur jalan.
Menurut Ketua Tim, teknologi ini tidak hanya mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah styrofoam, tetapi juga memberikan solusi infrastruktur yang ekonomis, berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Baca Juga: Dimyati Natakusumah Minta Logo RSUD Labuan Diganti, Pemilik Dipersilakan Ajukan Gugatan
“Kami berharap inovasi ini menjadi peluang usaha bagi masyarakat serta mendorong kemandirian ekonomi lokal,” ujar Telly Rosdiyani, kemarin.
Ketua Posyantek Lebak Denok Iim Setiwan menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. Pelatihan ini sangat bermanfaat karena memberikan keterampilan baru bagi warga.
“Kami berharap ilmu yang diperoleh dapat langsung diterapkan untuk memproduksi paving block di lingkungan kami,” katanya.
Hal senada disampaikan Lurah Lebak Denok Nurcholis yang menekankan pentingnya inovasi ramah lingkungan.
“Kami mendukung penuh program ini karena sejalan dengan upaya pemerintah kelurahan untuk mengurangi sampah plastik, dan meningkatkan kualitas infrastruktur dengan biaya yang lebih efisien,” ungkapnya. ***















