BANTENRAYA.COM – Suasana haru dan bangga menyelimuti Auditorium Universitas Bina Bangsa (Uniba), saat puluhan mahasiswa dari Fakultas Ilmu Kesehatan mengikuti prosesi Capping Day.
Acara sakral ini menjadi tonggak awal bagi para mahasiswa D3 keperawatan Uniba, untuk memulai praktik klinik, menandai peralihan dari dunia akademik ke dunia pelayanan kesehatan secara langsung.
Kegiatan Capping Day ini Mengusung tema “To Be A Self-Giving Nurse”, acara ini memperkuat identitas profesional mahasiswa keperawatan Uniba menjadi yang unggul, terampil dan menjunjung tinggi etika.
Baca Juga: Andra Soni Bagikan Tabungan ke Siswa Swasta, Tanda Program Sekolah Gratis Provinsi Banten Berjalan
Dalam laporan akademik, Ratna Esmayanti, Kaprodi D3 Keperawatan Uniba menjelaskan bahwa, praktik klinik mahasiswa akan melalui praktik klinik keperawatan dasar untuk mahasiswa tingkat 1, praktik klinik keperawatan maternitas, anak, keperawatan medikal bedah, keluarga dan jiwa untuk mahasiswa tingkat 2 prodi D3 Keperawatan Uniba.
Pemetaan ini, lanjutnya, dirancang untuk memberi pengalaman praktik yang utuh dan kontekstual bagi setiap mahasiswa.
Dalam sambutannya, H. Ir. Furtasan Ali Yusuf, Ketua Dewan Pembina Uniba memberi pesan mendalam tentang pentingnya kepercayaan diri dan profesionalisme dalam praktik.
Baca Juga: TRENDING Jadi Program Kaporles Cilegon AKBP Martua Silitonga
“Kalian perlu percaya diri dan terukur dalam mempraktikkan keilmuan. Insya Allah, Uniba akan terus berevolusi kearah yang semakin baik menjadi rumah akademik, yang melahirkan insan-insan pengabdi bagi masyarakat,” ujarnya disambut tepuk tangan hangat.
Sementara itu, M. Suparmoko, Plt. Rektor Uniba menegaskan bahwa penyematan cap dan pin bukan hanya simbol, melainkan titik awal perjalanan pengabdian.
“Capping Day adalah janji. Sebuah langkah menuju dunia nyata. Jadikan ini pengingat bahwa kalian tak hanya membawa ilmu, tapi juga amanah kemanusiaan,” ucapnya.
Pesan menyentuh juga datang dari Toyalis, Wakil Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Banten yang mengingatkan bahwa menjadi perawat bukan semata profesi, melainkan panggilan jiwa.
“Ilmu tinggi tidak akan berarti tanpa empati dan etika. Perawat adalah garda terdepan. Maka jadikan empati sebagai landasan, dan etika sebagai arah,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa, cap profesi ini bukan sekadar topi, tapi lambang tanggung jawab moral dan kepercayaan publik.
Baca Juga: 1 Desa di Banten Dipastikan Tak Akan Pernah Punya Kopdes Merah Putih, Dipaksapun Tak Akan Berhasil
Janji yang diucapkan adalah kompas bagi perawat muda dalam menjalani praktik pelayanan.
Prosesi angkat janji yang menjadi puncak acara berjalan khusyuk dan mengharukan. Mahasiswa berdiri tegap, mengenakan cap putih dan pin profesi, sembari mengucapkan janji suci sebagai calon perawat yang siap mengabdi.
Mereka menyadari bahwa mulai saat itu, dunia praktik bukan lagi simulasi, melainkan ruang nyata pengabdian. ***















