BANTENRAYA.COM – Puluhan mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), terlibat langsung dalam upaya mitigasi bencana di lapangan. Berkolaborasi dengan Direktorat Mitigasi Bencana BNPB dan LPPM Untirta.
Mereka dilibatkan dalam kegiatan Bimbingan Teknis Penilaian Kerentanan Bangunan, sebuah program yang tak hanya bersifat teoritis, tetapi juga penuh aksi nyata di wilayah yang memiliki risiko tinggi seperti Kota Cilegon.
Kegiatan bimbingan teknis ini berlangsung di Kampus Fakultas Teknik Untirta Cilegon.
Baca Juga: Kuota Terbatas! Pemkot Tangerang Buka Pelatihan Pijat Gratis, Cek Persyaratannya di Sini
Acara ini juga dihadiri oleh perwakilan Direktorat Mitigasi BNPB, tim BPBD Kota Cilegon, jajaran pimpinan FT Untirta dan LPPM Untirta, serta puluhan peserta dari kalangan dosen, mahasiswa, dan tenaga teknis dari berbagai institusi yang relevan di wilayah Banten, bimtek ini menjadi forum edukatif dan kolaboratif untuk menguatkan kapasitas teknis dalam menilai tingkat kerentanan bangunan terhadap bencana alam.
“Fakultas Teknik Untirta berada di wilayah yang dekat dengan kawasan industri dan pesisir, dengan potensi bencana yang tinggi. Kami menyadari pentingnya menanamkan budaya safety tidak hanya pada sivitas akademika, tetapi juga kepada masyarakat luas,” ujar Jayanudin, kemarin.
Baca Juga: Jangan Lewatkan! Cek Jadwal Resmi Kebudayan Internasional di Cilegon, Ribuan Pelaku Seni Berkumpul
Ia berharap kegiatan ini menjadi pijakan awal menuju budaya mitigasi yang menyeluruh di lingkungan kampus dan sekitar.
Senada dengan itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Cilegon, H. Suhendi menyampaikan pentingnya kesiapsiagaan terhadap potensi bencana akibat aktivitas industri.
“Cilegon adalah kota industri yang memiliki risiko terhadap kerusakan teknologi. Penilaian kerentanan bangunan ini adalah langkah awal untuk mengetahui tingkat risiko dan menentukan upaya mitigasi seperti penguatan struktur atau penyusunan rencana evakuasi,” jelasnya.
Baca Juga: Tuntutan Maksimal, Pembunuh Pegawai BRILink di Pabuaran Dituntut 10 Tahun Penjara
Sementara itu, Deputi Mitigasi BNPB Prasinta Dewi menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar transfer pengetahuan.
Peserta juga dibekali instrumen teknis untuk penilaian kerentanan rumah swadaya.
“Hasilnya akan menjadi pijakan bagi pengambil kebijakan dan masyarakat dalam membangun rumah yang lebih aman,” ujarnya.
Baca Juga: Pengalaman Tahun Lalu Agak Ngeri-ngeri Sedap, Kota Serang Fair 2025 Digelar di Stadion Maulana Yusuf
Sirajuddin dari LPPM Untirta menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal dari realisasi program nasional dalam membuat indeks kerentanan bangunan di seluruh Indonesia.
“Hari ini kita mempersamakan persepsi, dan menjadi model awal yang akan menjadi enumerator dalam survei nasional ke depannya,” katanya.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi pengantar materi oleh tim Direktorat Mitigasi BNPB. Peserta dikenalkan dengan konsep dasar bangunan tahan gempa, indikator kerentanan bangunan, serta simulasi penggunaan formulir penilaian kerentanan. ***