BANTENRAYA.COM – PT Pertamina (Persero) sukses mempertahankan kinerja keuangan dan operasional yang tumbuh positif sepanjang tahun 2025.
Walaupun menghadapi tekanan dari kondisi makro global, Pertamina perusahaan milik pemerintah Indonesia ini membidik pertumbuhan bisnis yang cukup tinggi.
Laba tahun 2025 Pertamina diproyeksikan akan mengantongi pendapatan sebesar 68 miliar dolar AS, atau setara dengan Rp1.127 triliun dengan capaian laba bersih diproyeksikan sebesar 3,3 miliar dolar ASatau setara dengan Rp54 triliun.
Direktur Utama PT Pertamina Simon Aloysius Mantiri menyampaikan, target ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, menjadikan Pertamina sebagai soko guru dan tumpuan utama bangsa.
“Pertamina mengimplementasikan program strategis melalui dual growth strategy dengan memaksimalkan bisnis konvensional dan mempercepat transisi menuju energi rendah karbon. Ini adalah langkah improvement berkelanjutan sesuai dengan arah pembangunan nasional,” katanya melalui keterangan resmi dikutip Bantenraya.com, Kamis 20 November 2025.
BACA JUGA : Tiga Hari Hilang di Laut Kepulauan Seribu, Kru Pertamina Hulu Energi Masih Belum Ditemukan Tim SAR
Simon menambahkan, berbagai program strategis Pertamina mendukung Asta Cita Pemerintah dengan fokus utama adalah penguatan swasembada energi.
Menurutnya, program strategis Pertamina dirancang untuk mendukung agenda pemerintah meningkatkan produksi Migas, memperbaiki neraca energi, dan mendorong transisi menuju energi bersih yang terjangkau bagi masyarakat.
“Kontribusi Pertamina kepada negara melalui pendapatan negara bukan pajak (PNBP), pajak dan dividen sampai dengan September 2025 mencapai Rp262 triliun,” cakapnya.
Selain itu di sisi operasional, hingga 31 Oktober 2025, improvement kinerja operasional Pertamina terukur jelas dengan tren positif.
Antara lain produksi Migas tetap terjaga diatas 1 juta barel per hari (million barrel oil equivalent per day/MBOEPD), Yield Valuable Kilang mencapai level tertinggi lebih dari 83 persen, volume penjualan menembus lebih dari 100 juta kiloliter (KL), volume Niaga Gas tetap stabil di atas 300 juta million british thermal units (MMBTU), volume kargo Pertamina International Shipping tumbuh 8 persen, dan produksi listrik diproyeksikan mencapai 8,4 GWh.
“Capaian ini menunjukkan improvement bukan hanya jargon, tetapi komitmen Pertamina dalam menjaga ketahanan energi dan memberi nilai terbaik bagi Indonesia menuju Indonesia emas 2045,” kata Simon.(***)



















