BANTENRAYA.COM – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam membukukan laba periode berjalan sebesar Rp5,14 triliun pada semester I tahun 2025.
Antam meraih kenaikan laba sebesar 240 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang hanya Rp 1,51 triliun.
Hal ini mengerek kinerja saham mereka yang naik 18 persen dalam sepekan, dari level Rp2.890 pada minggu lalu, menjadi Rp3.470 akhir pekan ini.
BACA JUGA: Sekolah Rakyat Jenjang SD di Lebak Minim Peminat, Orang Ungkap Kekhawatirannya
Selaras dengan capaian laba periode berjalan, Antam mencatatkan pertumbuhan Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) pada semester I tahun 2025 sebesar Rp 7,11 triliun,.
Itu meningkat signifikan 194 persen dibandingkan EBITDA semester I tahun 2024 sebesar Rp 2,42 triliun.
Direktur Utama Antam Achmad Ardianto menyampaikan, hasil yang diraih pada paruh pertama 2025 mencerminkan keberhasilan seluruh Insan Antam dalam mengimplementasikan strategi diversifikasi yang adaptif dan selaras dengan dinamika pasar global.
“Antam berkomitmen untuk menjaga ketahanan keuangan perusahaan melalui pengelolaan bisnis yang prudent dan navigasi keuangan yang terarah, katanya melalui keterangan resmi, dikutip Bantenraya.com, Jumat 12 September 2025.
BACA JUGA: Banyak Oknum Motong PKH di Kota Serang, Budi Rustandi Minta Warga Langsung Laporkan
Pada posisi keuangan perusahaan, Antam membukukan kenaikan aset pada semester I tahun 2025 sebesar 23 persen atau mencapai sebesar Rp48,38 triliun, dari capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp39,18 triliun.
Selain itu, nilai ekuitas juga meningkat menjadi Rp33,71 triliun, tumbuh 14 persen secara tahunan sebesar Rp29,69 triliun.
Staruktur Keungan Antam Makin Kokoh
Implementasi strategi operasional yang tepat mendukung capaian posisi arus kas bersih perusahaan dari aktivitas operasi sebesar Rp 2,29 triliun. Jumlah tersebut meningkat 277 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Capaian tersebut memperkokoh struktur keuangan perseroan, yang tercermin dari peningkatan saldo kas dan setara kas pada akhir periode semester I tercatat sebesar Rp10,51 triliun.
Angka itu tumbuh 20 persen dari posisi pada akhir periode semester I 2024 sebesar Rp8,75 triliun.
“Ini menunjukkan kesehatan likuiditas perusahaan yang solid, manajemen kas yang efektif, dan kapasitas untuk investasi,” kata Achmad.***



















