BANTENRAYA.COM – Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Nippon Gate Indonesia (NGI) Kota Serang, sudah memberangkatkan lebih dari 100 tenaga kerja ke Jepang sejak tahun 2023.
Staf Marketing NGI Serang Santos Felix mengatakan, kehadiran NGI memberikan kesempatan bagi para calon pekerja yang ingin memasuki berbagai industri di Jepang, melalui pelatihan dan pendampingan yang sudah tersertifikasi.
“Setiap bulan kami berangkatkan 10-13 orang ke Jepang, dengan SDM yang sudah siap bekerja, di bulan Desember ini ada sekitar 13 orang yang menunggu keberangkatan,” kata Felix kepada Bantenraya.com, di Jalan Ayip Usman, Unyur, Kota Serang, Senin 12 Desember 2025.
BACA JUGA: Wamenhub Suntana Targetkan Zero Accident Saat Nataru, Masyarakat dan Petugas Utamakan Keselamatan
Felix melanjutkan, jika program pelatihan tersebut sudah mendapat izin yang resmi dari pemerintah, mulai dari proses pembelajaran hingga izin keberangkatan.
“Program ini memberikan kesetaraan bagi tenaga kerja di Indonesia dengan yang di Jepang, kami fokus pada pelatihan bahasa termasuk sertifikasi berbagai bidang keahlian,” imbuhnya.
Untuk saat ini, NGI Serang menawarkan dua program utama yakni progam magang selama tiga tahun, dan program kerja dengan kontrak selama lima tahun.
“Kami memberikan pelatihan selama 3 bulan untuk melancarkan bahasa Jepang, dan 8 bulan untuk persiapan pekerja, karena butuh sertifikat A2 atau N4 juga,” cakap Felix.
Menurutnya, minat masyarakat di Kota Serang masih terbilang minim untuk bekerja di Jepang, dari total para peserta yang ikut pelatihan hanya ada sebanyak 30 persen.
“Yang banyak malah dari luar Banten. Karena, kembali lagi tes keberangkatan akan disesuaikan juga dengan kemampuan para peserta, namun tetap kita berikan pelatihan gratis lagi jika tidak masuk,” jelasnya.
Sebagai informasi, untuk pelatihan bahasa Jepang akan dilaksanakan rutin setiap hari kerja mulai pukul 08.30 sampai 16.30 WIB.
Adapun biaya pendidikan dimulai dengan harga Rp6 juta untuk satu kali tahap pelatihan, setelah itu para peserta bisa memilih bidang profesi yang akan digeluti.
“Kalau biaya total termasuk biaya visa paspor, tiket pesawat, bisa sampai Rp50 juta, namun sebanding juga dengan upah gaji yang akan diterima nanti,” ujar Felix.
Selain itu, pihaknya juga menggandeng sejumlah perusahaan Jepang di berbagai bidang mulai dari pertanian, restoran, hingga teknisi kendaraan.
“Setelah dilakukan pelatihan, selanjutnya akan dilakukan test wawancara secara langsung maupun daring bersama perusahaan terkait, dan ini proses yang menentukan,” kata Felix.***

















