BANTENRAYA.COM – Walikota Serang Budi Rustandi meninjau rumah tidak layak huni (RTLH) di Kelurahan Pageragung, Kecamatan Walantaka dan di Kelurahan Cipete, Kecamatan Curug, Kota Serang, Jumat 5 Desember 2025.
RTLH yang ditinjau Budi Rustandi itu hasil laporan langsung dari warga melalui pesan WhatsApp (WA).
Budi Rustandi mengaku sudah melihat tiga RTLH di tiga lokasi yang membutuhkan perbaikan.
BACA JUGA: Pemkab Serang Bentuk Forum Kesehatan di Tingkat Desa, Atasi Masalah BAB Sembarangan
“Hari ini kita mengunjungi rumah yang tidak layak huni, yang mana ini laporan dari warga yang langsung ke WA saya. Kita sudah lihat tadi tiga titik,” ujar Budi, kepada wartawan.
Ia menjelaskan, penanganan RTLH kali ini kolaborasi antara Pemkot Serang dan Yayasan Baitul Mal PLN.
“Yang mana ini adalah 2,5 persen dari gaji para karyawan dari pada PLN ini masuk ke kas yayasan tersebut, dan ini gunanya untuk membantu masyarakat seperti salah satunya adalah rumah yang tidak layak. Insya Allah nanti akan ada survei dari Banten, nanti dia akan mulai renovasi untuk membangun,” jelas dia.
Ia menerangkan, biaya renovasi RTLH seluruhnya berasal dari peran Corporate Social Responsibility (CSR) tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Nanti kita ada lagi dari PT Kawah itu 150 rumah, itu kita didistribusikan uang Rp20 juta per rumah. Nanti ada lagi dari APBN 1.600. Pokoknya Budi Rustandi mah enggak pakai APBD juga bisa,” terangnya.
Budi juga memberikan bantuan sembako dan uang pribadinya sebagai bekal amal jariyah.
“Sembako sama uang dari pribadi saya, untuk amal saya di akhirat. Aamiin,” tutur Budi.
Salah seorang warga Lingkungan Gadaraha, Kelurahan Cipete, Kecamatan Curug, Kota Serang, Aminah (35) mengaku senang mendapat bantuan dari Pemkot Serang, karena sudah dua dekade tinggal di rumah sederhananya.
Selama tinggal di rumah itu, ia membesarkan ketiga anaknya seorang diri setelah suaminya meninggal dunia.
“Sudah 20 tahun kayaknya. Ada empat yang tinggal di sini, anak tiga,” ungkap Aminah.
Ia mengaku menjadi tulang punggung bagi keluarganya, karena harus memberikan nafkah dan membiayai ketiga anaknya masih duduk di bangku sekolah, dan ia menanggung seluruh biaya pendidikan.
Kesehariannya, Aminah hanya menyetrika baju, cuci piring sebagaimana mestinya seorang ibu rumah tangga.
“Saya sendiri, ada dari warga juga yang bantu,” ucapnya. ***



















