BANTENRAYA.COM – Dalam upaya pemerataan fasilitas pendidikan di Provinsi Banten. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten kembali membangun unit sekolah baru (USB) yang tersebar di beberapa kabupaten/kota.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dindikbud Provinsi Banten, Lukman menerangkan pada tahun 2025 ini, Pemprov Banten membangun sebanyak 6 unit sekolah baru atau USB yang terdiri dari dua Sekolah Menengah Atas (SMA) dan empat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Lukman menuturkan, pembangunan infrastruktur sekolah ini diproyeksikan akan rampung sebelum tahun ajaran baru dimulai.
BACA JUGA: Ambil Saldo DANA Gratis Rp1.000.000 Sekarang! Simak Caranya di Sini
6 Unit Sekolah baru Target Rampung Akhir Tahun 2025
“Tahun ini ada 6 unit sekolah yang kita bangun. Ada dua SMA dan empat SMK. Yang SMA, ini sedang proses di bangun, yang SMK juga sedang dalam proses. Insha Allah akhir Desember ini sudah selesai dan Januari atau awal tahun ajaran baru sudah bisa di pakai,” kata Lukman, Rabu, (24/9/2025).
Lukman menjelaskan, keenam sekolah yang saat ini dalam tahap pembangun, tersebar di beberapa 4 wilayah kabupaten/kota. Terdiri dari Kota Serang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Pandeglang dan Kota Tangerang.
Lukman juga memastikan, meskipun ada penambahan unit sekolah baru, hal itu tidak akan mempengaruhi program sekolah gratis (PSG) yang saat ini sedang berjalan.
Akan tetapi, Lukman menekankan agar sekolah-sekolah swasta bisa menaikkan standar sekolah dan meningkatkan berbagai kompetensi keahliannya agar menjadi semakin baik.
“Saya kira untuk sekolah gratis di sekolah swasta dan negeri itu tidak akan terganggu ya. Kalau melihat fenomena tahun ini, insha Allah tidak akan berpengaruh,” katanya.
“Hanya saja kembali kepada sekolah swasta, mereka harus mau meningkatkan kompetensi atau standar-standar saja. Kalau dia mau meningkatkan kompetensi dengan standar yang ada, InsyaAllah orang tua pun akan percaya ke sekolah itu.
Buktinya, SMA SMK swasta seperti SMK PGRI 1 Serang yang tahun kemarin siswanya kurang, sekarang naik lagi,” sambungnya.
Jadi, kata Lukman, untuk beberapa sekolah dengan adanya PSG, memberikan kesempatan bagi sekolah swasta yang setara dengan sekolah negeri untuk kembali mendapat siswa.
“Dengan adanya program sekolah gratis ini kami harapkan sekolah swasta terus meningkatkan mutu pelayanan, kualitas terhadap siswa-siswinya dan terhadap masyarakat sekitarnya. Sehingga masyarakat semakin percaya terhadap keberadaan sekolah itu,” tandasnya.
Terpisah, Gubernur Banten, Andra Soni mengatakan pihaknya berencana akan membangun beberapa sekolah di kawasan padat penduduk.
Oleh karenanya, dirinya menekankan pentingnya pemetaan pembangunan sekolah yang efektif dan strategis untuk memastikan ketersediaan sekolah di wilayah yang memang membutuhkan penambahan jumlah sarana pendidikan.
“Ada beberapa sekolah, peminatnya tidak terlalu banyak, dan itu nanti akan kita petakan. Termasuk memetakan di mana kita akan bangun unit sekolah baru,” kata Andra.
Menurutnya, saat ini dalam pembangunan sarana pendidikan di Provinsi Banten belum sepenuhnya mempertimbangkan sebaran jumlah penduduk. Seperti halnya di wilayah Pasar Kemis, Sepatan, hingga Teluk Naga yang memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi, akan tetapi belum memiliki cukup unit sekolah.
“Ada sekolah baru yang kita bangun, tapi peminatnya sedikit. Jadi kita harus petakan betul dari jumlah penduduknya,” jelasnya.
Andra juga menekankan, agar pemerataan pendidikan bukan sekadar soal keadilan wilayah, melainkan soal ketepatan sasaran. Karena menurutnya, tidak semua daerah harus memiliki sekolah negeri jika memang tidak ada kebutuhan yang mendesak.
“Pemerataan itu kan sifatnya di mana yang lebih pas, bukan berarti harus semua wilayah ada. Karena ada beberapa sekolah yang telah kita bangun, muridnya masih sedikit,” tegas Andra. (raffi)