BANTENRAYA.COM – Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang berstatus home industri yang memproduksi cipuk atau aci kerupuk di Desa Kaduebereum, Kecamatan Pabuaran semakin dikenal.
Pasalnya, produk UMKM cipuk atau aci kerupuk yang diproduksi Sofiyah ini sudah masuk ke toko-toko ritel.
Sofiyah mengatakan, produk yang dihasilkannya ini sudah mulai dikenal dan terus berkembang.
Baca Juga: Pemilih Disabilitas Capai 3.000 Orang, Petugas dan Keluarga Diimbau Beri Pendampingan
“Kalau pada saat awal-awal kita melakukan penjualan hanya dari mulut ke mulut saja, ada yang pesan kita bikin. Sekarang produk kita ke masuk ritel seperti di Alfamart, Hypermart, dan resseler dari luar kota,” ujarnya, Selasa, 22 Oktober 2024.
Ia menjelaskan, untuk melakukan pemasaran pihaknya dibantu dengan Dinas Koperasi UMKM Perindustrian Dan Perdagangan (Diskoumperindag) Kabupaten Serang.
“Terbaru produk kita dipamerkan di kegiatan Pangan Nusa selama empat hari di BSD City, Kabupaten Tangerang yang memang cakupannya cukup luas. Kita juga mengirim ke Kota Bekasi, Kota Bogor, dan ke Kota Bandung,” katanya.
Baca Juga: Sebut Umara Sudah Jauh dengan Santri, Begini Kata Sekretaris PCNU Cilegon
Untuk penjualan di online pihaknya juga sering mengirim dengan jumlah banyak yang kemudian dijual belikan kembali oleh resseler.
“Kalau untuk online pembeli banyak, dari Malang, Jawa Timur dan biasanya pesan 25 pcs. Tapi kalau yang pesan resseler biasanya banyak karena di sana untuk diual lagi,” paparnya.
Sofiyah mengungkapkan, pihaknya mulai produksi cipuk pada awal Pandemi Covid-19 hingga sampai saat ini masih terus berkembang.
Baca Juga: Malam Ini! Dear Hyeri Episode 10 Sub Indo: Spoiler dengan Link Nonton Full Movie Bukan Bilibili
“Setiap hari kita terus memproduksi dan siap menerima pesanan berapapun. Untuk harga mulai Rp15.000 sampai Rp30.000 per pcs tergantung ukuran,” tuturnya.
Ia mengaku akan terus mengembangkan produknya tersebut sehingga bisa menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat di Pabuaran.
“Saat ini karyawan baru ada tiga orang dan sayangnya alat-alat produksi kita masih manual, hanya saja untuk kemasan dan membuat adonan kita sudah pakai mesin,” ungkapnya. (mg-andika) ***