BANTENRAYA.COM – Ratusan ibu-ibu di Desa Cikande, Kecamatan Cikande melakukan aksi unjuk rasa di depan PT Platinum.
Aksi unjuk rasa dilakukan karena perusahaan yang memproduksi bata ringan atau hebel tersebut menyebabkan penyakit kulit dan mengganggu pernafasan karena polusi yang ditimbulkan.
Salah satu peserta aksi Aris Wirawan mengatakan, keresahan ibu-ibu akibat adanya kebisingan dan polusi debu hitam yang ditimbulkan dari PT Platinum sudah berlangsung selama tiga bulan terakhir.
Baca Juga: Dinkop-UKM Cilegon Dorong Pengrajin Batik Dapatkan Hak Merek Hingga Marketplace Digital
“Keberadaan PT Platinum ini sangat menganggu karena bising, terus pas hujan deras limbah pabriknya seperti puing-puingnya pada keluar,” ujarnya Kamis 3 Oktober 2024.
Ia menjelaskan, aksi unjuk rasa hanya berlangsung sebentar dari pukul 09.00 WIB sampai pukul 09.30 WIB untuk menghindari peserta aksi mengalami sesak nafas.
“Suara bising berlangsung 24 jam karena lokasi perusahaan bersebelahan dengan pemukiman warga. Terus dari anak-anak mulai ada yang terkena penyakit kulit dan pernafasan juga,” katanya.
Baca Juga: Nol Kasus Rabies Selama 14 Tahun, Provinsi Banten Raih Penghargaan dari Kementerian Pertanian
Adapun penyebab suara bising berasal dari mesin-mesin pabrik yang suaranya terdengar dalam jarak radius 3 kilometer.
“Kita sempat mediasi di kantor desa, tuntutannya tetap sama untuk mengurangi kebisingan sama polusi debunya karena benar-benar mengganggu,” ungkapnya.
Aris mengungkapkan, pihaknya mendorong supaya sistem filtrasi di perusahaan dapat diperbaiki sehingga tidak menyebabkan udara yang buruk dan suara yang bising.
Baca Juga: 600 Nisan Makam Acak-acakan, Pembangunan Waduk Karian Masih Menyisakan Masalah
“Sebetulnya warga tidak menuntut konpensasi, kita meminta pihak perusahaan untuk memperbaiki supaya mesinnya tidak bising dan debunya tidak bertebaran ke pemukiman warga,” paparnya.
Sekretaris Desa Cikande Andi Wijaya mengatakan, pihaknya berupaya untuk melakukan audiensi kepada pihak perusahaan supaya tidak ada pihak manapun yang dirugikan.
“Pihak perusahaan akan melakukan upaya-upaya perbaikan, intinya harapan warga memang ingin hidup dengan nyaman dan tidak terganggu dengan suara bising dan debu,” ujarnya.***

















