BANTEN RAYA.COM – Pengangkutan 245 ton sampah di lingkungan warga Kota Cilegon terhambat akibat dampak dari Tempat Pengolahan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung terbakar tiga hari yang lalu.
Adapun total sampah dalam sehari yang diangkut di lingkungan warga Kota Cilegon ke TPSA Bagendung yaitu 245 ton sampah dalam satu hari.
Selama tiga hari ini pasca kebakaran TPSA Bagendung, jika di total pasca kebakaran terdapat 735 Ton sampah yang terhambat pembuangannya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon Sabri Mahyudin mengatakan, pengangkutan sampah terganggu karena dampak dari kebakaran TPSA.
“Untuk kendaraan pengangkutan sampah dari Pemkot masih berjalan, sedangkan dari transporter atau yang pengangkutan di lingkungan rumah warga kami hentikan sementara,” kata Sabri kepada Banten Raya, Kamis (9/9).
Baca Juga: Polres Siap Tindak Pelanggar Dana Kampanye saat Pilkada Cilegon
Sabri menyampaikan, sampah yang diangkut dan dibuang ke TPSA sementara untuk saat ini bukan dari lingkungan rumah warga.
“Pengangkutan sampah dari Pemkot Cilegon itu macam sampahnya dari pasar, dari pusat pelayanan masyarakat itu masih bisa masuk ke TPSA Bagendung,” sambungnya.
Plat merah atau angkutan sampah yang dimiliki Pemkot diprioritaskan untuk dikirim ke TPSA Bagendung.
Yang di stop untuk pengiriman sampah ke TPSA Bagendung, kata dia, plat hitam mobil pengangkutan sampah yang dihasilkan oleh transpoter atau dari rumah warga seperti perumahan atau industri.
“Untuk plat hitam kita coba fasilitasi berkirim surat ke Cilowong Serang untuk permohonan pembuangan sampah kami dari Cilegon untuk sementara,” katanya.
Sabri menjelaskan, penundaan pembuangan sampah tersebut dihentikan sampai situasi aman terkendali.
“Kita berharap apinya cepat padam, penundaan pengangkutan pembuangan sampah ke TPSA sampai keadaannya sudah aman terkendali,” jelasnya.
Baca Juga: Musim Ikan Tak Menentu dan Pendapatan Anjlok, Nelayan Bojonegara Beralih Profesi Jadi Petani
Ia mengimbau, masyarakat Kota Cilegon untuk memilah sampahnya kembali, karena proses pembuangan sampah saat ini sedang terhambat.
“Dengan kondisi ini melakukan pemilihan mana yang bisa dimanfaatkan kembali, mana yang bisa di daur ulang, mana yang bisa diolah sendiri untuk saat ini,” imbaunya. (***)