BANTENRAYA.COM – Universitas Mathla’ul Anwar Banten bekerjasama dengan SMAN 4 Pandeglang melalui program Pengabdian Masyarakat Pemula (PMP) Kemendikbud Ristek menyelenggarakan kegiatan “Pelatihan Peer Counselor PIK-R SMA NEGERI 4 PANDEGLANG Sebagai Agen Remaja Peduli Stunting (RPS) Dalam Upaya Pencegahan Stunting Pada Remaja’’.
Acara ini dilaksanakan selama dua hari, yaitu pada tanggal 19 – 20 Agustus 2024, dengan dihadiri oleh 20 orang siswa dan siswi SMA NEGERI 4 PANDEGLANG yang terlibat aktif dalam kegiatan Pusat informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) dengan bertempatkan di Aula SMA Negeri 4 Pandeglang.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Negeri 4 Pandeglang, Elis Rukoyah, M.Pd menyambut antusias pelatihan tersebut.
Baca Juga: Jamin Perlindungan Anak, Kemen PPPA Garis Bawahi Pentingnya Koordinasi
“Kami sangat mengapresiasi langkah aktif Program Studi Kesehatan Masyrakat bersama Program Studi Bimbingan dan Konseling UNMA Banten menyelenggarakan Pelatihan Peer Counselor PIK-R SMA Negeri 4 Pandeglang Sebagai Agen RPS (Remaja Peduli Stunting) Dalam Upaya Pencegahan Stunting Pada Remaja. Upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan pernikahan dini yang memang usia remaja selayaknya tidak melakukan pernikahan dini dan pencegahan stunting di kalangan remaja. Mudah – mudahan kegiatan ini membentuk agen perubahan menyadarkan generasi berencana dan peduli akan pencegahan stunting,” ujarnya.
Kegiatan pembukaan diakhiri dengan penandatanganan Berita Acara serah terima Website e-stunting.com PIK-R SMAN 4 Pandeglang dan Media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dari pihak Universitas Mathla’ul Anwar Banten kepada wakil kepala sekolah bidang kesiswaan SMA Negeri 4 Pandeglang, ibu Elis Rukoyah, M. Pd. Serah terima ini menandai komitmen berkelanjutan untuk menyebarkan informasi dan edukasi terkait pencegahan stunting di SMA Negeri 4 Pandeglang.
Sesi Pelatihan dimulai dengan pemaparan materi yang mendalam tentang pencegahan pernikahan dini yang disampaikan oleh Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat UNMA Banten sekaligus Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Pemula (PMP). Ibu Siti Nur Ramdaniati, MKM. “Tingginya angka pernikahan dini di Indonesia menyebabkan kehamilan pertama juga terjadi di usia dini. Perkawinan pada usia muda tidak disarankan karena berkaitan dengan kesiapan organ reproduksi seorang calon ibu. Perempuan yang belum mencapai usia 18 tahun pertumbuhan organ tubuh terutama organ reproduksi seperti rahim belum matang untuk bereproduksi dan pertumbuhan panggul juga belum maksimal sehingga kehamilan akan yang berisiko. Di sisi lain, perempuan yang menikah pada usia dini secara mental belum siap untuk menghadapi masa kehamilan dan persalinan, apalagi dengan status sosial ekonomi yang kurang baik. Dampak dari perkawinan dan kehamilan pada usia muda adalah terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak yang dilahirkan,” tuturnya.
Baca Juga: bank bjb dan MNC Finance Kerja Sama Joint Financing
Narasumber kedua disampaikan oleh Ibu Erma Noor Wahyuningsih, M.Kes dari Program Studi Kesehatan Masyarakat tentang Gizi Seimbang Pada Remaja. “Pentingnya pemahan tentang gizi seimbang dengan memperhatikan 4 Pilar Gizi Seimbang dan Isi Piringku dengan pentingnya menjaga gizi tetap seimbang untuk menurunkan tingkat resiko anemia dan mencegah stunting.” Dalam kegiatan para peserta diberi jajanan yang sering dikonsumsi, kemudian belajar bersama membaca informasi nilai gizi pada kemasan makanan tersebut.
Pada hari kedua pelaksanaan Pelatihan Peer Counselor PIK-R SMA Negeri 4 Pandeglang Sebagai Agen RPS (Remaja Peduli Stunting) Dalam Upaya Pencegahan Stunting Pada Remaja terdapat materi yang disampaikan oleh Bapak Vasco Delano, M.Pd., Kons dari Program Studi Bimbingan dan Konseling UNMA Banten. Dalam materinya beliau menyampaikan masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap permasalahan, baik masalah pribadi, belajar dan karir.
“Saya harap agen RPS mampu menjadi menjadi konselor sebaya yang memiliki rasa simpati, empati, menjaga rahasia dan mampu memberikan solusi atas apa yang menjadi keluhan teman sebayanya. Diantara teman sebayanya harus ada rasa saling percaya antar teman serta mampu menjadi pendengar yang baik antar teman sebayanya,” tutur Pak Vasco. Setelah meteri selesai, dilanjutkan dengan sesi diskusi tanya jawab dan pelaksanaan role play konseling untuk mempraktikkan keterampilan yang telah dipelajari.
Baca Juga: Semarak Pawai Budaya Kota Serang 2024, Ada Replika Sate Bandeng Raksasa, Menara Banten hingga Golok
Narasumber terakhir yaitu Moch Reza Ardian, S.Komp memaparkan materi tentang Digitalisasi Edukasi Kesehatan. “Adopsi teknologi digital memungkinkan pelaksanaan pekerjaan menjadi lebih cepat dan efektif. Sistem otomatisasi dan pemrosesan data dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk tugas-tugas tertentu, meningkatkan output, dan produktivitas keseluruhan. Digitalisasi kesehatan merupakan peralihan atau transformasi di dalam bidang kesehatan untuk membantu fasilitas pelayanan kesehatan untuk menyediakan pelayanan kesehatan secara maksimal,” ujarnya.
Acara Pelatihan PIK-R berjalan lancar, siswa-siswi juga mengikuti kegiatan tersebut dengan penuh semangat dan antusias. Partisipasi PIK-R SMA Negeri 4 Pandeglang dalam Pelatihan Peer Counselor PIK-R SMA Negeri 4 Pandeglang Sebagai Agen RPS (Remaja Peduli Stunting) Dalam Upaya Pencegahan Stunting Pada Remaja, menunjukkan kesadaran untuk berkontribusi dalam pencegahan stunting yang dimulai dari remaja. **