BANTENRAYA.COM – Perajin golok di Desa Seuat Jaya, Kecamatan Petir kehilangan penerus karena minimnya anak muda yang mau menjalani usaha tersebut.
Saat ini perajin golok masih didominasi para orang tua, sementara anak-anak mudanya milik bekerja di pabrik.
Perajin golok Sanara mengatakan, semakin berkurangnya perajin golok di Desa Seuat Jaya lantaran anak muda cenderung pergi merantau untuk bekerja.
“Masih ada perajinnya, cuma tidak banyak kurang lebih 100 orang satu desa. Anak muda sekarang engak ada yang mau bikin, mereka lebih milih kerja di Tangerang ke Jakarta,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Selasa 9 Juli 2024.
Ia menuturkan, setiap perajin golok di desanya bisa membuat hingga lima golok yang dijual dengan harga murah, namun memiliki kualitas yang baik.
Baca Juga: Dua Mantan Kades di Kecamatan Kopo Ditahan Terkait Korupsi Dana Desa 2019
“Sehari paling bikin lima buah dan langsung dijual ke pengepul. Kalau harga bervariatif, ada yang Rp35.000 sampai yang Rp60.000,” katanya.
Sanara mengungkapnya, pendapatan yang diperoleh dari menjual golok tersebut rata-rata per bulan bisa mencapai Rp 6 juta .
“Di kita ada beberapa jenis golok yang legendaris seperti golok surangkal yang kita jual Rp3 juta, terus ada golok tanduk, bedog, soren, dan arit,” tuturnya.
Ia menjelaskan, golok buatan Desa Seut memiliki kelebihan jika dibanding golok dari luar karena memiliki ketajaman yang luar bisa.
“Kelebihan golok dari Desa Seuat Jaya ini tajam semua, bahan-bahanya juga bagus seperti dari besi mobil, untuk gagangnya dari kayu mahoni, jati hingga tanduk hewan,” ungkapnya.
Baca Juga: Judi Online Perlu Masuk Bimbingan Pra Nikah untuk Cegah Perceraian
Golok buatan Desa Seuat sendiri, lanjut Sanara, dijual ke pasar-pasar yang ada di seluruh Provinsi Banten hingga ke luar negeri.
“Kalau sudah jadi goloknya dikumpulin jadi satu sama pengepul, terus dijual di pasar-pasar di Rangkas, Pandeglang, Tangerang, Cilegon dan sekitarnya,” katanya. (***)