BANTENRAYA.COM – Air bersih menjadi persoalan yang terus dirasakan warga di sekitaran pesisir Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon.
Letaknya yang ada di tepi lailut membuat kualitas air tidak layak konsumsi hingga berdampak pada akses air bersih yang sulit.
Bahkan, sebagian besar air yang ada sudah payau dan asin karena tercampur air laut sehingga tak masuk dalam kaegori air bersih.
Setiap harinya warga membeli air bersih untuk mengisi toren atau penampungan air untuk kebutuhan sehari-hari.
Belum lagi, jika musim kemarau datang persoalan bertambah, karena sebagian besar perkampungan yang ada di atas bukit atah pegunungan mengalami krisis air.
Salah seorang warga Lingkungan Batu Bolong, Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Pulomerak Abas membenarkan kondisi air di daerahnya yang sudah tidak layak pakai.
Baca Juga: Contoh Khutbah Idul Adha 2024 Singkat dan Padat: Jauhi Flexing dan Luruskan Niat Berkurban
Untuk itu dirinya merogoh koceh puluhan ribu hingga ratusan ribu per bulan untuk membeli air bersih yang disediakan penyedia air.
“Per dua hari saya mengisi 400 liter di toren untuk kebutuhan sehari-hari,” katanya, Sabtu 8 Juni 2024.
Abas menjelaskan, karena posisi kampungnya ada di pesisir pantai tepatnya depan Pelabuhan Merak dan Indah Kiat, maka kualitas air bor juga menjadi payau tidak layak pakai.
Baca Juga: Dimyati Hadiri Pelepasan Lulusan SMAN 1 Pandeglang, Mr.Dim: Lulusan Smansa Banyak Jadi Orang Sukses
“Namanya bercampur air laut yah lengket kalau dipakai. Jadi terpaksa beli kalau untuk pemakaian kebutuhan mandi dan juga memasak,” jelasnya.
Sampai sekarang, papar Abas, belum ada pipanisasi air yang menuju ke daerahnya, sehingga terpaksa dirinya membeli ke pengusaha yang menjual air.
“Tidak ada pipa PDAM yang masuk, jadi beli saja untuk kebutuhan sehari-hari,” pungkasnya. ***