BANTENRAYA.COM – Puluhan nelayan dan TNI Angkatan Darat kembali mencabut sisa pagar bambu yang berdiri di pesisir pantai Desa Pedalamen, Kecamatan Tanara.
Pagar laut tersebut dibongkar lantaran dinilai bisa mengakibatkan kerusakan pada kapal dan merobek jaring nelayan tradisional ketika sedang mencari ikan.
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Tanara Jayadi mengatakan, pembongkaran pagar laut sudah dilakukan mulai dari Hari Minggu 26 November hingga 29 November 2024.
Baca Juga: Lima Hari Pencairan, Jasad Penumpang KMP Athaya Ditemukan Pabrik di Kota Cilegon
“Untuk hari pertama yang membongkar inisiatif hasil swadaya para nelayan. Terus pembongkaran dilakukan oleh para TNI dari Koramil Tirtayasa-Tanara dan dibantu oleh para nelayan,” ujarnya saat ditemui di kediamannya, pada Rabu, 29 Januari 2025.
Ia menjelaskan, pagar laut tersebut dinilai sangat mengganggu para nelayan yang hendak mencari ikan karena bambu bisa merusak jaring dan membuat kapal nelayan bocor.
“Pagar laut ini mulai dibangun sejak Juni 2023, namun yang mengerjakan bukan nelayan tapi orang luar yang diduga dibayar oleh perusahaan besar. Akibatnya nelayan juga harus ketengah dulu apabila mau belok ke kanan ataupun ke kiri,” katanya.
Baca Juga: 15 Daerah dengan Nilai IPM Tertinggi, Banten Masuk Posisi Berapa?
Jayadi menuturkan, sebelumnya pagar laut tersebut terlihat seperti kavling laut sehingga area tersebut banyak nelayan yang sulit untuk masuk ke dalam pagar laut tersebut.
“Sejak ada pagar laut itu nelayan kecil tidak bisa menebar jaring karena area tersebut sudah ter kavling. Oleh karena itu karena ini mengganggu aktivitas nelayan maka kita melakukan pembongkaran secara paksa,” jelasnya.
Sebelumnya, salah satu nelayan Desa Tanara Afendi mengatakan, pagar laut tersebut bukan budidaya rumput laut sehingga mengganggu keseharian nelayan tradisional.
Baca Juga: Satpol PP Kabupaten Tangerang Siagakan Puluhan Personel untuk Amankan Perayaan Imlek 2025
“Saya enggak pernah melihat nelayan yang panen rumput laut dan kerang hijau di pagar bambu tersebut, makannya kemarin kita membawa pasukan nelayan lainnya melakukan pembongkaran secara paksa,” katanya.
Ia menjelaskan, pembongkaran dilakukan menggunakan manual dan alat seadanya sehingga pencabutan bambu yang sudah tersusun tersebut sangat susah.
“Kita melakukan pembongkaran asli swadaya para nelayan yang merasa tergganggu adanya pagar laut ini. Kita kerahkan lima perahu nelayan dan ada sekitar 50 lebih nelayan lokal,” katanya.***