BANTENRAYA.COM – Menanggapi adanya informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) perihal potensi terjadinya gempa megathrust dengan magnitudo 8,7 di Selat Sunda.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten meminta agar masyarakat di Provinsi Banten untuk tidak panik.
Kepala Pelaksana BPBD Banten, Nana Suryana menyampaikan, gempa tersebut dapat menyebabkan bencana alam berupa tsunami yang dapat dirasakan di semua wilayah Provinsi Banten, termasuk juga daerah sekitar seperti di wilayah Jawa Barat dan Jakarta.
Namun, kata dia, informasi yang dikeluarkan oleh BMKG tersebut masih bersifat potensi, bukan prediksi maupun peringatan dini.
Baca Juga: Buruan Daftar! Info Loker Terbaru Mie Gacoan, Bakal Buka Cabang di Kota Serang dan Cilegon
“Berdasarkan informasi yang dikeluarkan BMKG bahwa ada potensi megathrust di Mentawai dan Selat Sunda. Kita meminta agar masyarakat tetap tenang. Karena memang kuncinya adalah tidak panik, dengan tetap memperhatikan sekitar lingkungan kita tinggal, terutama rumah, pastikan bahwa kondisi aman pada saat jika terjadi gempa,” kata Nana kepada wartawan, Selasa (20/8/2024).
Nana mengatakan, simulasi kebencanaan menjadi kunci untuk menghadapi bila mana terjadi hal-hal seperti gempa bumi dan bencana alam lainnya.
Melalui simulasi, lanjutnya, masyarakat dapat mengetahui strategi penyelamatan diri. Selain itu, struktur bangunan yang dirancang harus berstandar untuk tahan gempa bumi, sehingga risiko kerusakan maupun korban jiwa dapat diminimalisir.
Nana mengaku, pihaknya terus melakukan sosialisasi mitigasi bencana dan koordinasi antar-instansi sebagai upaya meminimalisasi risiko jika terjadi bencana khususnya di daerah rawan.
Baca Juga: OPD Dituntut Berinovasi, Sekda Kota Serang Ingatkan Jangan Bergantung pada Pendapatan Daerah
“Mitigasi harus dilakukan dengan cara memastikan bahwa bangunan yang kita bangun memiliki struktur yang aman jika suatu saat terjadi gempa bumi, karena kita tahu bahwa bukan gempa bumi yang mengakibatkan terjadinya korban jiwa, tetapi korban jiwa itu diakibatkan karena tertimpa reruntuhan,” tandasnya.
Diketahui, Gempa Megathrust adalah gempa kuat yang muncul akibat adanya pertemuan antar-lempeng tektonik Bumi serta memicu tsunami dahsyat. Berdasarkan penjelasan resmi BMKG, daerah yang berpotensi terdampak adalah Jakarta, Banten, Jawa Barat, Lampung dan sekitarnya.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menegaskan, pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi kemungkinan terjadinya gempa di masa mendatang.
Baca Juga: Kelompok 31 KKM Uniba Lakukan Penyuluhan Hukum di SMAN 1 Padarincang
Menurutnya, meskipun potensi megathrust sudah lama diidentifikasi. Namun, hingga saat ini, belum ada teknologi yang mampu memprediksi dengan pasti kapan dan di mana gempa tersebut akan terjadi.
“Seismic gap yang terdeteksi di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut menunjukkan adanya potensi, namun kita tidak bisa memastikan waktu terjadinya,” ujarnya pada Senin (12/8) lalu.
“Penting untuk dipahami bahwa potensi ini bukan berarti gempa akan segera terjadi. Ini lebih kepada pengingat agar kita lebih waspada dan siap,” pungkasnya.***
 
			

















