BANTENRAYA.COM – Kawasan Pertanian Terpadu (KPT) milik Pemerintah Kota Cilegon yang berada di Lingkungan Lebak Waluh, Kelurahan Bulakan, Kecamatan Cibeber tak terawat.
Lahan Kawasan Pertanian Terpadu seluas 9,7 hektare tersebut sudah menghabiskan total Rp6,158 miliar yakni untuk pembebasan lahan sebesar Rp5,184 miliar dan Detail Engineering Desain (DED) sebesar Rp974 juta.
Anggaran tersebut belum termasuk juga pemagaran Kawasan Pertanian Terpadu yang dianggarkan sebesar Rp600 juta lebih.
Baca Juga: Series The Perfect Strangers Episode 8 TAMAT Kapan Tayang? Cek Jadwal Express dan Reguler di Sini
Kini, kondisi KPT sudah dipenuhi dengan tanaman liar dan rumput ilalang setinggi 1 meter lebih baik di dalam maupun luar lahan.
Pantauan Bantenraya.com di lapangan, KPT tersebut kondisinya sudah memiliki pagar yang masih sangat bagus dengan warna hijau toska dan oranye.
Namun, sayangnya lahan hektaran itu hanya ditumbuhi tanaman liar dan rumput ilalang, termasuk juga diluar pagar juga sudah dipenuhi semak belukar dan sampai menutupi papan nama.
Baca Juga: 2 Orang Meninggal Karena DBD di Cilegon, Seluruh Lurah Diperintahkan Berburu Sarang Nyamuk
Di sisi kanan bangunan pagar ada salah satu pos dan juga toren air yang cukup besar. Namun, sayangnya tidak ada penghuninya.
Tidak hanya dari sisi dalam lahan KPT saja yang ditumbuhi tanaman liar. Namun, akses menuju KPT tersebut juga sulit dilalui. Sebab, sebagian masih belum dilakukan pengaspalan.
Sepanjang jalan dipenuhi ilalang yang sangat tinggi dan bebatuan memuat medan yang dilalui cukup terkendala.
Baca Juga: 2 Orang Meninggal Karena DBD di Cilegon, Seluruh Lurah Diperintahkan Berburu Sarang Nyamuk
Salah satu petani yang ditemui disekitar lokasi menjelaskan, lahan luas tersebut sayang jika tidak digarap.
“Sayang saja tidak digarap padahal sangat luas,” jelas Rosad.
Ia menjelaskan, jika saja ada penawaran kepada warga untuk menggarap pasti akan berkenan, misalnya dengan paruh hasil.
Baca Juga: Tamat! Chief Detective 1958 Episode 10 Sub Indo: Link Nonton Full Movie dan Spoiler Bukan Bilibili
“Parohan saja pasti warga mau, misalnya menanam kacang, atau tumbuhan lainnya,” pungkasnya. ***















