BANTENRAYA.COM – Bank Indonesia (BI) menaikan suku bunga acuan ke level 6,25 persen, naik 25 basis poin (bps) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 23-24 April 2024 kemarin.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPD REI Banten Roni H Adali menilai, untuk sektor perumahan subsidi kenaikan suku bunga tersebut tidak berpengaruh, sebab perbankan sudah menerapkan aturan bunga flat sebelumnya.
“Kalau untuk perumahan subsidi itu tidak berpengaruh, karena skema yang diterapkan flat. Sejauh ini perumahan subsidi tercatat tumbuh baik,” kata Roni kepada saat dikonfirmasi Bantenraya.com, Kamis 25 April 2024.
Roni melanjutkan, tumbuhnya sektor perumahan subsidi karena kuota pembangunan rumah subsidi yang turun menjadi 166 ribu unit dari tahun sebelumnya 200 ribu unit.
“Oleh sebab itu, kami upayakan pembangunan rumah subsidi dimaksimalkan pada kuartal pertama tahun 2024,” imbuhnya.
Adapun pada sektor perumahan komersil, Roni menyebut kenaikan suku bunga BI ini akan cukup berdampak meskipun tidak terlalu signifikan karena ada subsidi PPN untuk pembelian rumah dibawah Rp2 miliar.
“Selama ada program tersebut sektor perumahan komersil cenderung baik, meskipun tidak signifikan seperti perumahan subsidi,” papar Roni.
Selain itu, kenaikan suku bunga BI juga tidak secara langsung berdampak terhadap kondisi pasar. Melainkan masih bisa bertahan selama tiga bulan kedepan setelah kenaikan suku bunga.
“Tidak serta merta naik tiba-tiba, mungkin akan tau dampaknya tiga bulan kedepan. Kami harap perbankan punya program khsuus sebagai stimulus untuk pembiayaan perumahan terutama komersil,” ujarnya.
Baca Juga: Begini Kronologi Persetubuhan Terhadap Anak di Tangerang Setelah Naik ke Tahap Penyidikan
Sementara itu, Pengamat Ekonomi Provinsi Banten Hadi Sutjipto mengatakan, kenaikan suku bunga sejalan dengan naiknya inflasi guna mengimbangi bank dunia.
“Untuk meredam inflasi, maka BI menaikan suku bunga,” tutur Hady.
Kenaikan suku bunga ini akan berdampak secara langsung terhadap berbagai sektor perekonomian terutama perbankan. “Setidaknya baru bisa terlihat selama tiga bulan, kalau sekarang masih wait and see,” ucapnya.
Selanjutnya, kondisi sektor perbankan secara otomatis akan menaikkan suku bunga juga, sebab bunga yang harus dibayar tidak lagi flat.
“Walaupun kecil sedikit banyak ada tambahan biaya yang harus dikeluarkan,” kata Hadi. ***
















