BANTENRAYA.COM – Triwulan pertama 2024 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Serang melonjak hampir 4 kali lipat.
Kondisi lingkungan tempat tinggal yang kotor menjadi salah satu penyebab kasus DBD di Kota Serang tembus hingga ratusan warga terjangkit virus gigtan nyamuk demam berdarah.
Diharapkan warga Kota Serang untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk menekan angka kasus DBD di Kota Serang melonjak di bulan keempat tahun 2024.
Baca Juga: Perang Jargon Bakal Calon Walikota Cilegon, dari Berwarna hingga OTW 2 Periode
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang Ahmad Hasanuddin mengatakan, dalam rentang waktu tiga bulan pertama tahun 2024, kasus DBD di Kota Serang cenderung melonjak.
Dinkes Kota Serang mencatat bulan Januari ada 44 kasus DBD yang menjangkit warga. Di bulan Februari kasus DBD meningkat hamper tiga kali lipat yakni 125 warga positif DBD.
Kemudian, di bulan Maret melonjak hamper empat kali lipat tercatat 165 kasus DBD.
Baca Juga: Stadion Batakan Jadi Saksi Kala Borneo FC Takluk dari Tamunya Madura United
“Kenaikannya hampir empat kali lipat di bulan Maret ini. Saya imbau warga melakukan PSN,” kata Ahmad Hasanuddin,” kepada Bantenraya.com, Rabu 17 April 2024.
Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kota Serang Ratu Ani Nuraeni mengatakan, kasus DBD selama 3 bulan di 2024 cenderung meningkat bila dibandingkan triwulan tahun 2023.
“Kasus Januari ada 44 kasus, Februari ada 125 kasus, Maret ada 165 kasus,” .
“Kalau tahun 2023 Januari ada 38 kasus, Februari ada 24 kasus, totalnya ada 311 kasus. Jadi tahun ini tinggi. Tahun 2023 ada penurunan kasus, sekarang naik lagi,” ujarnya.
Baca Juga: Paling Banyak Main Game, Trafik Internet Telkomsel Melonjak Tinggi Saat Ramadan dan Idul Fitri
Ratusan kasus DBD itu tersebar di 6 kecamatan dengan rincian sebagai berikut, Kecamatan Serang 40 kasus.
Kecamatan Walantaka 29 kasus, Kecamatan Taktakan 15 kasus, Kecamatan Curug 8 kasus, dan Kecamatan Kasemen 5 kasus.
Ratu Ani mengungkapkan, ratusan kasus DBD pada triwulan pertama tahun 2024 ini mayoritas usianya anak-anak hingga remaja. Dari ratusan korban terjangkit DBD itu merenggut 3 korban jiwa.
Baca Juga: Setelah Lebaran, 376 Anak Yatim di Cilegon Dapat Persenan Pemerintah Pusat
“Korban yang terjangkit rentang usianya 5-14 tahun mayoritasnya. Januari-Februari ada tiga orang yang meninggal dunia karena DBD. Usia anak dua orang, dewasa satu orang, berasal dari Kecamatan Walantaka,” ungkap dia.
Ia menjelaskan, tingginya kasus DBD di triwulan pertama tahun ini disebabkan oleh beberapa factor salah satunya lingkungan yang kurang bersih dan cuaca.
“Faktornya cuaca dan lingkungan yang kotor,” jelas dia.
Baca Juga: Jadi Pemicu Pertengkaran Keluarga, Warga Pabuaran Larang Bank Keliling Masuk ke Wilayahnya
Ia mengaku pihaknya terus berkomitmen menekan kasus DBD di Kota Serang dengan cara penyuluhan kepada masyarakat.
“Kita berikan edukasi pentingnya kebersihan lingkungan dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN),” katanya. ***



















