CILEGON, BANTEN RAYA – Walikota Cilegon Helldy Agustian menetapkan 9 Juli sebagai Hari Peringatan Geger Cilegon. Penetapan itu dituangkan dalam Keputusan Walikota (Kepwal) Cilegon Nomor 433/kep.167-disbudpar/2021 tentang Penetapan Hari Peristiwa Geger Cilegon 1888.
Menurut Helldy, berdasarkan penetapan tersebut, Pemkot Cilegon akan mengadakan acara peringatan Hari Geger Cilegon tiap tahunnya.
“Berdasarkan Kepwal sudah diputuskan jika 9 Juli menjadi Hari Geger Cilegon, sehingga kedepannya ini bisa selalu dilakukan peringatan,” katanya saat acara Peringatan Hari Geger Cilegon secara virtual, Jumat (9/7/2021).
Ia menjelaskan, peristiwa Geger Cilegon merupakan sejarah besar perjuangan masyarakat dalam melawan penjajah Belanda.
BACA JUGA: Napak Tilas Geger Cilegon Digelar 9 Juli 2021, Yuk Kenalan dengan Sang Inisiator
“Warisan sejarah Geger Cilegon ini tidak boleh dilupakan oleh masyarakat Kota Cilegon, karena ini merupakan sejarah besar,” tegasnya.
Helldy berharap, semangat para pejuang Geger Cilegon bisa dijadikan sebagai motivasi untuk membangun Kota Cilegon agar lebih baik lagi.
“Dengan adanya peringatan Geger Cilegon ini bisa dijadikan semangat para pejuang untuk kita membangun Kota Cilegon yang kita cintai ini agar menjadikan Cilegon baru, moderen dan bermartabat,” paparnya.
Dalam kesempatan virtual tersebut, Helldy juga mengimbau pada seluruh masyarakat Kota Cilegon untuk aktif berpartisipasi dalam pembangunan.
“Saya imbau kepada seluruh masyarakat mari bahu-membahu membangun Kota Cilegon, karena Kota Cilegon ini rumah kita bersama yang harus kita jaga, pelihara dan bersihkan supaya rumah kita ini dapat bersaing dengan rumah-rumah lainnya yang ada di Indonesia,” terangnya.
Ketua Panitia Penyelenggara Peringatan Geger Cilegon 1888 Erick Islami mengungkapkan, situasi pandemi Covid-19 dan PPKM Darurat menjadi alasan penyelenggaraan peringatan Geger Cilegon 2021 dilakukan secara virtual.
Saksikan Podcast Meja Redaksi di Banten Raya Channel
Kendati begitu, kata dia, diharapkan semangatnya tetap ada dan menjadi kekuatan anak bangsa untuk terus berjuang.
“Ini diselenggarakan atas ide dan konstruksi pemikiran akan pentingnya pemahaman budaya sebagai identitas dan jati diri sebuah bangsa, mengingat keberadaan budaya bangsa Indonesia. Harus dilestarikan keberadaannya secara terus-menerus oleh seluruh entitas bangsa ini. Patut disadari dan dibanggakan sebenarnya,” ungkapnya. (uri)