BANTENRAYA.COM – Kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak di Lebak meningkat.
Dinas Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB ) Lebak kini menggalakkan sosialisasi untuk menekan kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan dan anak.
Kemudian juga melakukan pembinaan dua desa percontohan bebas dari kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan dan anak.
Baca Juga: JB Beralih Dukung Prabowo, Pengamat Sebut PDIP di Lebak Bisa Goyah
Berdasarkan informasi yang dihimpun, jumlah pelecehan serta kekerasan terhadap anak dan perempuan di Lebak meningkat.
Pada tahun 2022 mencapai 83 kasus dan pada sepanjang tahun 2023 ini jumlahnya melonjak menjadi 133 kasus.
Pejabat Fungsional Bidang Perempuan dan Anak (PA) pada DP3AP2KB Lebak Nina menjelaskan, untuk menekan kasus tersebut pihaknya terus melakukan sosialisasi dan merealisasikan konsep desa ramah perempuan dan anak.
Baca Juga: Diberi Lahan 2 Haktare, 15.000 KK Setuju untuk Keluar dari Banten Lewat Jalur Transmigrasi
“2 desa percontohan yaitu Desa Penancangan Kecamatan Cibadak dan Desa Prabu Gantungan Cileles, menjadi fokus pilot project dari Kementerian PPA,” katanya, Rabu 22 November 2023.
“Program sudah berjalan sejak 2 bulan lalu, kami juga sudah beberapa kali sosialisasi sudah ada relawan sahabat perempuan dan anak,” katanya.
“Jadi kalau ada kasus kekerasan di desa nanti lapornya ke relawan, hal tersebut dilakukan untuk memudahkan masyarakat,” sambungnya.
Baca Juga: Hasbi Asyidiki Jayabaya Ngaku Pernah Terjerumus dalam Kenakalan Remaja Hingga Kabur dari Rumah
Ia mengungkapkan, pihaknya terus berkomitmen dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Dengan meluncurkan sejumlah program pencegahan kekerasan terhadap anak di satuan pendidikan dan masyarakat.
“Beberapa sekolah di wilayah Rangkasbitung dan sekitarnya sudah kami kunjungi, terutama yang terlibat dalam fanatisme, tawuran, narkoba, dan kekerasan anak lainnya,” ungkapnya.
Baca Juga: GRATIS KLAIM! Kode Redeem ML 23 November 2023: Dapat Skin Hero, Diamond dan Battle Point
Nina membeberkan, meningkatnya kasus pelecehan dan kekerasan terhadap anak disebabkan oleh kemajuan teknologi.
“Pelajar-pelajar sekolah pernah kan pamer-pamer senjata tajam di media sosial, sehingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kejadian kemarin pembacokan pelajar di Cibadak,” terangnya.
Masih kata Nina, Pemkab Lebak juga melibatkan anak-anak dalam pencegahan kekerasan dengan membentuk Forum Anak Lebak.
Forum ini terdiri dari siswa-siswa SMP dan SMA yang berpartisipasi aktif dalam pembangunan dan sosialisasi pencegahan kekerasan terhadap anak.
Baca Juga: Sinopsis Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film: Kisah Pertemuan Cinta di Area Syuting
“Mengenai pencegahan kekerasan terhadap anak program forum perempuan dan anak ini sebagai wadah agar mereka bisa berpartisipasi dalam pencegahan kekerasan terhadap anak, jadi mereka sebagai fungsi pelopor dan pelapor,” ujarnya.
Ia menghimbau, agar para orang tua anak meningkatkan pengawasan dan kewaspadaan.
“Pendidikan awal anak terletak di keluarga, ibu adalah wali utama pertama anak. Saya minta kepada orang tua agar menjaga ketahanan keluarga dan mendidik anak-anak agar tidak terjerumus menjadi pelaku atau korban kekerasan,” pungkasnya. ***