BANTENRAYA.COM – Pembangunan mega proyek PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Kota Cilegon dituding banyak pihak meninggalkan berbagai persoalaan.
Persoalan di mega proyek PT LCI tersebut khususnya dirasakan oleh warga Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol.
Keluhan soal PT LCI itu terungkap saat rapat dengar pendapat antara warga Kelurahan Gerem dengan OPD terkait dan pihak PT Pelabuhan Cilegon Mandiri (PCM), di Aula DPRD Kota Cilegon, Kamis 16 November 2023.
Baca Juga: Raja Gombal Mah Lewat, Rayuan Sanuji Pentamarta Nih Bos Buat Hubungan dengan Istri Makin Lengket
Lurah Gerem Rahmadi Ramidin mengatakan, awalnya dengan pembangunan mega proyek ini bisa berdampak baik bagi masyarakat sekitar.
“Dengan adanya projek Lotte ini, berharap akan menjadi simbiosis mutualisme di masyarakat kami bagaimana semuanya saling menguntungkan,” ujar dia di hadapan lintas Komisi DPRD Kota Cilegon.
Fakta di lapangan, kata Rahmadi, pembangunan PT LCI ini justru menimbulkan berbagai persoalan.
Baca Juga: Usai AKKOPSI di Papua, Helldy Agustian Bersiap Gelar Event Nasional CSS XXII, Acara Apalagi Itu…..
Harapan yang diinginkan oleh masyarakat Gerem, ternyata menjadi harapan kosong belaka.
“Terjadi beberapa permasalahan, bagaimana sulitnya masyarakat kami ikut di projek tersebut baik sebagai pekerja atau sebagai pengusaha,” ungkapnya.
“Awalnya dengan adanya Lotte, semua yang muncul terkait permasalahan sosial kemasyarakatan maupun pembangunan yang ada di Kelurahan Gerem bisa terbantukan,” sambungnya.
Baca Juga: TINGGAL KLIK! Link Live Streaming Indonesia vs Maroko, Piala Dunia U-17 Hari Ini 16 November 2023
Perlu diketahui, pembangunan PT LCI ini memakan biaya sebesar Rp60 triliun yang ditargetkan akan rampung pada 2025.
Rahmadi melanjutkan, warga Gerem mendapat kesulitan bekerja di Lotte karena rata-rata pendidikan terakhir SLTA dan SMK.
Sedangkan, PT LCI mencantumkan syarat untuk bisa bekerja minimal S-1 yang tidak sesuai dengan rata-rata pendidikan terakhir di Kelurahan Gerem.
Baca Juga: Makin Seru! Pertaruhan The Series 2 Episode 5: Spoiler Beserta Jam Tayang
“Kami merasa ini belum begitu berpihak kepada masyarakat kami,” tegasnya.
Ia berharap, pihak Lotte bisa menyesuaikan syarat untuk melamar kerja dengan data pendidikan terakhir di Kelurahan Gerem.
Apabila persyaratan mengenai pendidikan terakhir tidak bisa diubah, solusi lainnya, kata Rahmadi, Lotte bisa menambahkan kualifikasi sudah mempunyai sertifikat K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
Baca Juga: Ini Ungghan Terakhir Rinoa Aurora Sebelum Diduga Dianiaya Oleh Leon Dozan, Isyaratkan Hubungan Toxic
“Mudah-mudahan ini bisa diperbaiki, paling tidak bisa memanusiakan manusia lah,” ucapnya, di mana pihak Lotte tidak hadir saat RDP tersebut.
Senada dengan Lurah Gerem, Aktivis Senior Cilegon Juli Tresno Aji menganggap, Pemkot Cilegon sudah lalai dalam persoalan pembangunan PT LCI.
Ia berharap, dengan adanya RDP tadi, Pemkot Cilegon bisa lebih memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
“Ini lemahnya pengawasan dari Pemkot Cilegon, khusus Disnaker, lemahnya monitoring dari mereka yang kerjanya di kantor saja, tidak sidak ke lokasi,” imbuh Juli.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kota Cilegon Erik Airlangga meminta kepada Disnaker untuk mendata secara detail terkait warga Gerem yang bekerja di Lotte.
Sebab, menurut Erik, warga Gerem dan sekitarnya harus merasakan manfaat dari pembangunan proyek raksasa tersebut karena terdampak langsung.
Baca Juga: Postingan di Akun Instagram Leon Dozan Bersih Usai Diduga Jadi Pelaku Penganiayaan Sang Pacar
“Jadi harus diberikan porsi yang istimewa karena mereka ring satu,” ucap Erik.
Senada dengan Erik, Ketua Komisi II Faturohmi menyatakan, memang ada ketimpangan dalam penyerapan tenaga kerja di PT LCI.
Menurut Faturohmi, penyerapan tenaga kerja memang minim baik di tahap kontruksi maupun di tahan operasi.
Baca Juga: Atap Rumah Warga Pabean Kota Cilegon Ambrol, Luput dari Perhatian Pemerintah Setempat
“Kita minta PT Lotte harus bisa mengakomidir karena bagaimanapun di wilayah-wilayah yang terdampak ini kan masyarakat sangat berharap agar mereka bisa ikut serta dan dilibatkan di proses-proses pembangunan,” tuturnya.
Faturohmi berharap dengan banyaknya warga Cilegon khususnya warga Gerem yang bekerja di Lotte bisa menurunkan angka pengangguran di Kota Cilegon.
Ia berharap Lotte bisa melihat kearifan lokal yang ada di Cilegon, terutama lingkungan sekitar yang merasakan dampak dari pembangunan.
“Tadi sudah disampaikan, masyarakat lokal merasakan dampak negatif, seperti debu, kebisingan,” tuturnya.
“Kemudian terganggunya aktifitas sosial karena lalu-lalang kendaraan dan bahkan berpotensi menimbulkan kecelakaan,” pungkasnya. ***















