BANTENRAYA.COM — Ratusan pelajar dari berbagai kecamatan di Kabupaten Lebak berkumpul di SMP Negeri 1 Bayah untuk mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2025, sebuah ajang pelestarian bahasa Sunda yang digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebak.
Acara dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak, yang menegaskan peran bahasa daerah sebagai identitas budaya yang harus diwariskan kepada generasi muda.
“Bahasa ibu bukan hanya alat berkomunikasi, tetapi juga warisan nilai, karakter, dan sejarah leluhur. Melalui FTBI, kita menumbuhkan rasa bangga terhadap bahasa Sunda sejak dini,” ujarnya.
Beragam Cerita dari Satu Gambar
BACA JUGA: ICT Soroti Kualitas Menu MBG di Pandeglang, Makanan Diduga Berbau dan Busuk
Salah satu momen menarik hadir dari cabang lomba menulis carita pondok. Peserta diminta menuliskan cerita berdasarkan satu gambar yang sama — namun hasilnya begitu beragam dan penuh imajinasi.
Pipit Piharsih, juri lomba menulis, mengapresiasi kedalaman tema yang diangkat peserta.
“Para peserta diberi gambar dan menuliskan cerita berdasar gambar tersebut. Jadi dari satu gambar bisa menjadi berbagai cerita dan sudut pandang. Ada yang menulis tentang persahabatan, keluarga, perjuangan melawan suara-suara asing di kepalanya, sampai kisah terkait kepercayaan terhadap pelet. Ini menunjukkan bagaimana anak-anak memotret realitas dan imajinasi dengan jujur dan kreatif,” ujarnya.
Menurut Pipit, karya peserta tahun ini menunjukkan kedewasaan dalam bercerita, sekaligus kedekatan kuat mereka dengan pengalaman hidup dan budaya lokal.
BACA JUGA: Nikmatnya Pie Gulung, Camilan Unik dari Aston Cilegon yang Bisa Bikin Nagih
Menyemai Cinta Bahasa Sunda
FTBI menjadi ruang penting bagi siswa untuk berlatih mengekspresikan gagasan dalam bahasa Sunda melalui berbagai cabang lomba, mulai dari menulis, ngadongeng, maca sajak hingga pidato.
Bagi para guru, kegiatan ini bukan sekadar kompetisi, tetapi proses memupuk cinta anak-anak terhadap bahasa ibu — bahasa yang membentuk identitas mereka sebagai urang Sunda.
Harapan untuk Masa Depan Bahasa Ibu
Festival yang berlangsung sehari penuh ini ditutup dengan pengumuman pemenang dari tiap kategori. Meski ada nama-nama juara, para pendamping sepakat bahwa kemenangan sesungguhnya adalah ketika anak-anak semakin percaya diri menggunakan bahasa Sunda.
BACA JUGA: Warga Cibeber Kota Cilegon Apresiasi Program Sekolah Gratis Andra Soni
FTBI merupakan bagian dari Program Revitalisasi Bahasa Daerah Kemendikbudristek, sebagai ikhtiar menjaga keberlangsungan bahasa daerah di era global.
Di Bayah hari ini, semangat itu terasa hidup: dari satu gambar lahir banyak cerita, dan dari satu festival tumbuh ratusan tunas bahasa ibu — yang kelak menjadi penjaga budaya Sunda di masa depan.



















