BANTENRAYA.COM – Pemkot Cilegon menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) untuk kasus campak rubela di 4 kecamatan di Kota Cilegon.
Status tersebut disematkan Pemkot Cilegon menyusul penyebaran penyakit campak rubela yang meningkat cukup drastis.
Terkait hal itu, Pemkot Cilegon melakukan koordinasi lebih lanjut untuk penanganannya bersama OPD terkait pada Rapat Koordinasi Pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI) Campak Rubela di Aula Setda Cilegon, Rabu 29 Oktober 2025.
BACA JUGA: TAMAT! Secret High School Episode 9: Akhir Series Tissa Biani dan Yesaya Abraham
Penyakit campak rubela menjadi salah satu penyakit menular, dan diperlukan pengobatan dan istirahat terlebih dahulu.
Wakil Walikota Cilegon Fajar Hadi Prabowo mengatakan, KLB penyakit campak rubela ini ditetapkan melihat situasi penyebarannya di 4 kecamatan tersebut.
Berdasarkan data Dinkes Cilegon, keempat kecamatan itu terdiri atas Kecamatan Cibeber, Kecamatan Jombang, Kecamatan Citangkil, dan Kecamatan Pulomerak.
BACA JUGA: Kode QRIS Kerap Disalahgunakan, BI Imbau Merchant Untuk Pakai Akrilik dan Mudah Diawasi
“Kami melakukan diskusi tindaklanjut dari KLB ini, jadi kalau ada sesuatu langsung pro aktif untuk dapat segera menangani,” katanya kepada Bantenraya.com, Rabu 29 Oktober 2025.
Ia menegaskan, hal ini mesti mendapatkan perhatian khusus dan tak boleh menganggapnya sebagai penyakit biasa.
“Kita semua gak boleh anggap remeh penyakit campak rubela ini. Perlu ada edukasi ke seluruh masyarakat terkait penyakit campak rubela. Jadi semuanya harus saling kolaborasi bersama-sama,” tegasnya.
Fajar meminta kepada para tenaga medis yang ada di Kota Cilegon untuk menangani pencegahan penyakit campak rubela dengan serius.
Terutama pada wilayah yang sudah terkena kasus campak rubela, untuk dapat ditangani pengobatannya.
“Yang wilayahnya sudah terdampak kasus ini segera ditangani, dan wilayah yang tidak ada kasusnya jangan sampai ada yang tertular,” ujarnya.
Menurutnya, anak-anak perlu diberikan perhatian khusus dan perlu mengikuti program vaksinasi yang disediakan oleh Pemkot Cilegon.
“Anal-anak itu harus diperhatikan karena anak-anak itu mainnya kemana-mana. Ya anaknya perlu mengikuti vaksinasi campak, orang tua juga jangan terpengaruh dari isu-isu negatif,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Cilegon Ratih Purnamasari mengungkapkan, saat ini pihajnya tengah gencar melakukan vaksinasi untuk mencegah penularannya.
“Kita sedang melakukan vaksinasi campak rubela terutama untuk 4 kecamatan yang terdampak. Vaksinasi ini untuk usia 9 bulan sampai 15 tahun,” ungkapnya.
Berdasarkan data Dinkes Cilegon, sejak September 2025 terdapat 31 kasus positif campak yang tersebar di 8 kecamatan yaitu Cibeber 7 orang.
Lalu Kecamatan Jombang 4 orang, Citangkil 6 orang, Cilegon 3 orang, Grogol 2 orang, Purwakarta 2 orang, Ciwandan 3 orang dan Pulomerak 3 orang.
Tetapi yang masuk dalam daftar KLB ada sebanyak di 4 kecamatan yaitu Cibeber, Jombang, Citangkil Dan Pulomerak.
Ia menuturkan, awal mula kasus penyakit ini melonjak pada awal Oktober, maka pihaknya segera melakukan antisipasi.
“Awal ketauan dari bulan Oktober, makanya kita segera gerak cepat supaya tidak menjadi wabah,” tuturnya.
Pihaknya melakukan vaksinasi campak rubela kepada 27.130 orang, dan sudah dimulai sejak 13 Oktober sampai November.
“Vaksin ini menyasar kepada anak-anak sekolah dengab target 27.130 orang,” terangnya.
Gejala Terjangkit Penyakit Campak Rubela
Untuk gejala dari penyakit ini yaitu demam tinggi, ruam bintik-bintik merah, namun bisa komplikasi ke penyakit yang lainnya.
Adapun untuk pengobatannya yakni virus dadi campak rubela bisa sembuh secara otomatis apabila kekebalan tubuhnya bagus.
Namun jika kekebalan tubuhnya rendah bisa menular kepada yang lain salah satunya melalui udara.
“Kalau sudah terdampak harus di isolasi supaya ga menyebar ke yang lain. Setelah berobat juga nanti akan diberikan obat antivirus untuk 2 minggu,” pungkasnya. ***
















