BANTENRAYA.COM – Bus Trans Banten yang resmi diluncurkan pada peringatan HUT ke 25 Provinsi Banten, 4 Oktober 2025 lalu, masih sepi peminat.
Moda transportasi massal yang digadang-gadang menjadi simbol baru kebanggaan Banten tersebut terpantau belum banyak diminati oleh masyarakat.
Berdasarakan pengalaman Tim Banten Raya saat menaiki bus Trans Banten di pukul 14.00 keberangkatan dari Terminal Pakupatan, terpantau hanya terdapat 3 penumpang yang menaiki bus.
Ketiga penumpang tersebut, merupakan mahasiswa Untirta yang akan menuju ke kampusnya di Sindangsari.
Selama perjalanan, bus berjalan dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam dan berhenti di setiap halte dan sejumlah titik pemberhentian.
Dalam perjalanan dari Terminal Pakupatan hingga ke Kampus Untirta Sindangsari, sebagian besar kursi terlihat kosong.
BACA JUGA: Gubernur Banten Andra Soni Jajal Bus Trans Banten, Akui Nyaman Hingga Ketiduran
Bahkan, di beberapa halte nyaris tak ada calon penumpang yang menunggu.
Hanya di halte Kampus Untirta Pakupatan dan Halte Parung 1 yang terlihat ada penumpang.
Hingga akhir perjalanan ke kampus Untirta Sindangsari di interval waktu jam 14.00 dan 15.00, bus hanya diisi dengan tidak sampai separuh kursi terisi dan hanya terdiri dari mahasiswa.
Menurut pengakuan sang pengemudi, Eli Anton, bus yang beroperasi setiap hari dengan interval keberangkatan satu jam sekali, mulai pukul 06.00 pagi hingga 18.00 sore ini baru mengalami lonjakan penumpang pada jam-jam tertentu saja.
“Biasanya ramai sekitar pukul 08.00 sampai 12.00, lanjut lagi ramai di jam 15.00 sampai 17.00. Selebihnya ya cuma beberapa aja, kadang cuma satu dua orang,” kata Eli saat dikonfirmasi, Selasa, 7 Oktober 2025.
Menurutnya, mayoritas penumpang yang memanfaatkan layanan Trans Banten sejauh ini adalah mahasiswa dan mahasiswi yang bepergian menuju kampus Untirta Sindangsari.
Sedangkan masyarakat umum masih jarang terlihat menaiki bus tersebut.
BACA JUGA: Penjualan Makanan Rebusan di Kota Serang Melejit, Gaya Hidup Sehat Sedang Jadi Tren
“Belum banyak kalau masyarakat biasa, mungkin karena belum tahu jadwal atau halte-haltenya di mana,” katanya.
Eli menambahkan, meski jumlah penumpang masih minim, bus Trans banten tetap diberangkatkan sesuai jadwal tanpa menunggu jumlah penumpang penuh.
“Walau cuma satu orang, kalau udah waktunya berangkat, ya tetap jalan. Kita nggak nunggu rame dulu,” ujarnya.
Selama 3 hari beroperasi, Eli mengaku jumlah penumpang terbanyak yang tercatat dalam satu hari mencapai 57 orang.
“Paling rame tuh pas agak siang, kalo dari data kita tu paling rame 57 orang, itu sampe berdiri-diri tu. Banyaknya ya emang mahasiswa kalo sekarang ini,” ucap Eli.
BACA JUGA: Bus Trans Banten Siap Beroperasi, Cek Informasi Rute dan Jadwalnya
Hasil pengamatan di lapangan juga menunjukkan, minimnya sosialisasi dan informasi menjadi salah satu penyebab utama rendahnya minat masyarakat.
Beberapa penumpang, bahkan mengaku baru mengetahui keberadaan Trans Banten dari unggahan di media sosial.
Bahkan, di sejumlah halte bus, belum semua terpampang papan informasi yang menunjukkan lokasi halte resmi maupun jadwal keberangkatan yang jelas.
Sementara itu, sejumlah mahasiswa yang sempat mencoba layanan Trans Banten mengaku puas dengan kenyamanan dan ketepatan waktunya.
“Lumayan banget buat mahasiswa, nggak perlu ojek online lagi kalau ke kampus. Saya ngekos di terminal, biasanya naik angkot itu bayar 10ribu, pulang pergi butuh 20ribu. Tapi karena ada Bus Trans Banten ini jadi terbantu. Catatannya mungkin perlu ditambah aja ya bus-nya, supaya waktunya lebih fleksibel,” kata Rani, mahasiswa Untirta yang naik dari Halte Untirta Pakupatan.
BACA JUGA: Investasi Cilegon Tembus Rp9,87 Triliun, Keterlibatan Pengusaha Lokal Masih Minim
Sementara, mahasiswa lain bernama Joni mengaku mengetahui keberadaan bus Trans Banten dari media sosial @infoserang. Karena penasaran, kata dia, dirinya bersama dengan teman-temannya tertarik untuk mencoba.
“Taunya dari instagram, karena gratis kita jadi cobain. Kalau dari bus-nya sih nyaman ya. Mungkin kedepannya bisa ditambah lagi armada busnya biar gak nunggu kelamaan,” kata Joni.
“Kalau dari waktu tempuhnya ya memang agak kurang cocok kalo ngejar waktu ya, karena jalannya agak lambat kalao dibanding dengan naik sepeda motor. Tapi ya lumayan, apalagi masih gratis,” tambahnya.
Sebagai moda transportasi massal baru, Gubernur Banten Andra Soni berharap trans Banten mampu menjadi tonggak awal dalam pembenahan sistem angkutan publik di Banten.
BACA JUGA: Ibu-Ibu di Kota Cilegon Ngomel, Harga Cabai Merah Keriting Tembus Rp 70 Ribu per Kg
Ia mengajak agar masyarakat Kota Serang bisa meramaikan dan memanfaatkan fasilitas bus Trans Banten.
“Tentu apa yang menjadi masukan dan keluhan dari masyarakat akan jadi catatan dan bahan evaluasi kita ke depan. Kita berharap Trans Banten terus bermanfaat bagi masyarakat,” kata Andra.***