BANTENRAYA.COM – Bursa saham di Indonesia terus menunjukkan tren positif atau penguatan seiring dengan kebijakan pemerintah yang melonggarkan berbagai kebijakan.
Salah satu sektor saham yang menguat adalah saham rokok di antaranya meliputi GGRM (PT Gudang Garam), HMSP (PT HM Sampoerna), WIIM (PT Wismilak Inti Makmur) dan ITIC (PT Indonesian Tobacco).
GGRM selama lima hari menguat 39,37 persen atau 4.350 poin ke angka Rp15.300 per lembar saham. HMSP di rentang yang sama juga menguat 32,09 persen atau 215 poin ke angka Rp875 per lembar saham.
Perusahaan Rokok Sampoerna 92 Persen Kini Milik Philip Morris, Saham Anjlok di Lima Hari Terakhir
Sementara WIIM naik 15,16 persen atau 185 poin menuju angka Rp1.400 per lembar saham, dan ITIC naik 24,87 persen atau 96 poin ke angka Rp482 per lembar saham.
Penguatan diprediksi akan terus berlangsung sampai pekan depan seiring dengan kebijakan dari Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menyatakan akan meninjau ulang cukai rokok serta membasmi rokok ilegal di masyarakat yang saat ini terus menjamur.
Penguatan saham rokok juga ditopang oleh kinerja perusahaan yang meski secara umum mengalami penurunan, akan tetapi perusahaan tetap mampu menjaga laba bersih.
HSMP Diprediksi Rebound di Triwulan III dan IV
Pada tiga bulan pertama 2025, HMSP membukukan penjualan bersih sekitar Rp28,79 triliun.
KLH BPLH Mulai Bersihkan Radioaktif Cs-137 di Kawasan Industri Modern Cikande
Angka tersebut menopang laba bersih sebesar Rp1,92 triliun dengan margin kotor sekitar 17 persen.
Secara umum, performa kuartal I masih stabil meski tidak menunjukkan lonjakan berarti.
Total aset tercatat lebih dari Rp52 triliun, dengan ekuitas di atas Rp30 triliun, menandakan struktur keuangan yang relatif sehat.
Tak Perlu ke Samsat, Pemblokiran Kendaraan di Banten Kini Bisa dari Rumah
Situasi berbeda terlihat pada kuartal II. Walau pendapatan tetap tinggi, laba bersih anjlok tajam menjadi sekitar Rp210 miliar, jauh lebih rendah dari kuartal sebelumnya.
Penurunan ini sebagian besar disebabkan meningkatnya beban usaha, distribusi, serta biaya pemasaran yang menekan margin.
Faktor musiman juga ikut berperan, membuat kinerja tiga bulan kedua tahun ini jauh di bawah ekspektasi pasar.
Istri Korban Pengeroyokan Pengajian Habib Bahar Buka Suara: Suami Saya Cuma Mau Salaman
HMSP dan perusahaan rokok lain memiliki potensi untuk terus tumbuh seiring dengan kebijakan pemerintah yang lebih longgar terhadap industri rokok dan tembakau. ***