BANTENRAYA.COM – Warga dua kampung di Desa Ciseureuheun, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang rela patungan demi membangun jalan di kawasan tersebut.
Warga sendiri merogoh kocek mulai dari Rp5 ribu hingga Rp10 ribu.
Uang tersebut mereka kumpulkan hingga mendapatkan lebih dari Rp2,5 juta.
Kegiatan gotong royong pembangunan jalan secara swadaya itu dilakukan oleh puluhan warga, termasuk ketua RT, RW hingga Badan Pemusyawaratan Desa atau BPD setempat.
Ketua BPD Ciseureuheun, Karsan Sulistia mengatakan bahwa hasil iuran oleh oleh warga kemudian dibelikan material bebatuan untuk menimbun jalan yang saat ini berada dalam kondisi berlumpur.
Baca Juga: Perahu Kerap Rusak Akibat Pemecah Ombak, Nelayan Panimbang Minta Pemerintah Tak Tutup Mata
“Ada yang menyumbang Rp 10 ribu, dan ada juga yang Rp 5 ribu, hasil iuran itu kami belikan material seperti batu sebanyak 14 dum truck. Semua masyarakat turun, baik RT RW, BPD, dan tokoh masyarakat bahu membahu memperbaiki jalan,” kata Karsan pada Selasa, 20 Mei 2025.
Karsan menyebut, aksi itu warga lakukan lantaran sudah kesal jika harus terus menunggu pemerintah.
Padahal, jalan tersebut merupakan satu-satunya akses yang selalu dilewati warga, termasuk pelajar yang hendak bersekolah.
Dirinya memastikan, uang yang dikumpulkan murni berasal dari masyarakat tanpa sepeserpun bantuan dari pihak pemerintah.
Baca Juga: Target Pendapatan Pemprov Banten Diproyeksikan Menyusut pada APBD Perubahan 2025
“Kami melakukan swadaya murni dari masyarkat, karena sudah beberapa puluh tahun jalan kami belum tersentuh oleh pemerintah. Dan sudah banyak korban yang terjatuh di jalan rusak ini,” terangnya.
Jalan yang dibangun itu sendiri sebelumnya sempat viral setelah adanya video kritik dari seorang pelajar cantik yang tinggal di daerah tersebut.
Siswi yang bernama Syahfa Intania itu menceritakan perjuangannya demi bersekolah kala melewati jalan tersebut.
Setiap hari, ia harus menempuh jarak sekitar 6 kilometer dengan kondisi jalan yang rusak dari rumahnya di Kampung Ciseureuheun, Desa Ciseureuheun, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang menuju sekolah.
Baca Juga: Dewan Desak Pemprov Banten Segera Rampungkan Aturan Soal Sekolah Gratis
Kondisi itu diperparah jika hujan turun. Kondisi jalan yang penuh bebatuan dan bergelombang, membuat air menggenang dan licin. Kondisi itu membuat motornya dan pengendara lainnya sering rusak.
Ia menyebut bahwa berkendara sendiri menjadi satu-satunya pilihan lantaran jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh.
“Sepertinya dari saya kecil juga kondisi jalannya sudah seperti ini. Kasihan mereka yang mau mengenyam pendidikan disulitkan oleh keadaan jalan yang rusak,” kata Syahfa.
Syahfa berharap pemerintah bisa membuka mata dan secepatnya mengambil tindakan untuk segera memperbaiki agar para siswa yang bersangkat sekolah bisa lebih nyaman.
Baca Juga: Isu Mutasi dan Rotasi di Pemkot Cilegon Berembus, Kepala BKPSDM Tidak Tahu
“Termasuk pengendara motor itu sudah sering pasti ada saja korban jatuh. Bukan hanya berbatu, kalau hujan itu tergenang air dan licin,” ujar dia.***
















