BANTENRAYA.COM – PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) menaikkan harga seluruh produknya sebesar 2 persen mulai 15 Maret 2025.
Hal tersebut dilakukan Sharp lantaran terjadi penurunan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus terjadi.
National Sales Senior General Manager Sharp Electronics Indonesia Andry Adi Utomo menjelaskan, pelemahan rupiah berdampak pada melonjaknya harga bahan baku produk elektronik yang mayoritas harus diimpor.
Baca Juga: Murad Masih Berani Lawan Kojek di Preman Pensiun 9? Sang Mesin Tempur Pernah Dibuat Tak Berdaya
Dia menyebut kenaikan harga merupakan langkah terakhir yang dilakukan perusahaan untuk bisa tetap bertahan tanpa merugi.
“Kami sudah tidak tahan lagi, sekarang bisa jual tapi tidak bisa beli bahan baku karena Indonesia masih tergantung impor sangat besar,” kata Andry dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu 12 Maret 2025.
Menurutnya, kondisi bisnis elektronik saat ini memang sedang tidak baik-baik saja,” ungkapnya.
Baca Juga: Disnaker Kota Cilegon Peringatkan Pencaker, Banyak Info Loker Bodong Modus Pencurian Data Pribadi
“Selain harga bahan baku yang terus melonjak, pertumbuhan relatif stagnan setiap tahun lantaran daya beli masyarakat yang menurun.
Andry menyebut kenaikan harga sebesar 2 persen merupakan angka yang sangat moderat. Sebab, untuk bisa melebihi angka tersebut, produk yang dijual berpotensi tidak mampu dibeli konsumen.
“Setidaknya kami bisa survive dengan kenaikan segitu. Bisa hidup dululah, tidak mencari untung karena kan ekonomi sedang berkurang dan kita semua sedang tidak baik-baik saja,” tuturnya.
Baca Juga: Daftar Harga Tiket Bus Mudik H-3 Lebaran 2025 dari Bandung ke Palembang
Andry mengeklaim hingga saat ini perusahaannya tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) di tengah lesunya permintaan.
Kendati demikian, untuk menekan operasional, Sharp memilih mengurangi kapasitas produksi di pabrik.
“Kami lebih memilih melakukan slow down produksi atau mengurangi waktu produksi,” tuturnya.
Baca Juga: Cocok Dikunjungi Saat Ramadhan 2025, Cek 4 Rekomendasi Tempat Wisata Religi di Kota Tangerang
“Kalau sebelum-seelumnya banyak yang bekerja overtime, sekarang sudah tidak ada lagi yang overtime di pabrik,” kata Andry.***



















