BANTENRAYA.COM – Dindikbud Provinsi Banten mencatat setidaknya ada sebanyak 13 ribu anak di Banten yang putus sekolah pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Data anak putus sekolah itu disampaikan oleh Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi, dan Pelaporan (PEP) Dindikbud Provinsi Banten, Rudi Yatmawan.
Ia mengungkapkan, saat ini pihaknya telah mencatat sebanyak 13.648 anak putus sekolah di jenjang SMA/SMK.
Baca Juga: Penyebab Suami Jennifer Coppen Meninggal Dunia, Efek Kejadian Tak Terduga?
“Berdasarkan data dari pusat data teknologi informasi (pusdatin) kemendikbud, di Banten ini ada sekitar 13.684 anak yang putus sekolah. Atau istilahnya drop out,” katanya kepada Bantenraya.com, Kamis 18 Juli 2024.
“Jadi mereka ini sempat terdaftar, masuk sekolah dulu, tapi kemudian tidak lanjut di tengah jalan. Karena berbagai alasan dan kondisi ya,” imbuhnya.
Rudi mengatakan, jumlah anak putus sekolah paling banyak berada di wilayah Kabupaten Tangerang dengan total sebanyak 3.516 anak.
Baca Juga: Motor Tiba-tiba Mogok di Jalan? Jangan Panik, Honda Care Bisa Jadi Solusi yang Tepat
Kemudian, urutan kedua adalah Kabupaten Lebak sebanyak 2.492 anak. Urutan ketiga adalah Kabupaten Serang dengan total sebanyak 2.114 anak.
Lalu Kabupaten Pandeglang 2056 anak, Kota Tangerang 1.431 anak, Kota Tangerang Selatan 860 anak, Kota Serang 843 anak, dan terakhir adalah Kota Cilegon sebanyak 372 anak.
“Rata-rata kalau dari hasil verifikasi kita sih itu karena faktor ekonomi ya, kemudian juga ada yang karena orang tuanya pisah,” katanya.
Baca Juga: Anti Jago Kandang! Pandeglang Ekspor Padi ke Sulawesi Tenggara, dan Papua Selatan
“Lalu ada juga yang karena sudah menikah dan punya anak, ada juga yang karena sudah memilih untuk bekerja, dan ada yang memang sudah tidak berminat untuk sekolah. Cuma memang paling banyak karena faktor ekonomi,” jelasnya.
Rudi menerangkan, saat ini pihaknya tengah melakukan Pilot Project agar anak-anak yang putus sekolah tersebut untuk kembali bersekolah. .
Ia mengatakan, daerah yang menjadi percontohan adalah wilayah Kabupaten Pandeglang.
Baca Juga: Spoiler Good Partner Episode 3 Sub Indo: Eun Kyung Pergoki Sang Suami dengan Wanita Lain
Ia menjelaskan, di dari total ribuan anak di Kabupaten Pandeglang, pihaknya hanya mendapatkan 10 orang anak yang bersedia dan sungguh-sungguh untuk kembali bersekolah.
“Kalau secara umumnya dari semua wilayah itu ada 42 anak, 10 anak diantaranya itu dari Kabupaten Pandeglang,” ungkapnya.
“Ini yang sedang kita upayakan, dan mereka benar-benar mau untuk kembali bersekolah. Saat ini kita sedang susun mekanismenya,” terangnya.
“Banyak dari mereka yang tidak mau melanjutkan itu karena memang faktor biaya, jadi orang tuanya sudah tidak mampu dan anaknya juga lebih memilih bekerja,” tuturnya.
“Kemudian juga ada yang sudah menikah, karena budaya pernikahan dini terutama di daerah pedalaman itu kan masih tinggi ya, jadi ya sudah tidak memungkinkan juga dia untuk bersekolah,” tambahnya.
Lebih lanjut Rudi menuturkan, ke depan, pihaknya akan kembali mencari anak-anak yang drop out atau putus sekolah untuk kembali bersekolah.
“InsyaAllah di 2025 nanti kita mulai giatkan lagi, karena sudah kita ajukan juga terkait dengan anggarannya,” ujarnya.
“Untuk yang 42 anak tadi, itu juga sedang kita lakukan koordinasi untuk bisa kapan mereka mulai bersekolah kembali,” tuturnya.
Saat ditanya mengenai berapa anak yang tidak lanjut sekolah ke jenjang SMA/SMK/SKh. Rudi mengatakan bahwa, data tersebut merupakan kewenangan dari Pemerintah Kabupaten/Kota.
Baca Juga: Lawan Koalisi Gemuk Andra-Dimyati, Begini Respon Airin Rachmi Diany
Sehingga, pihaknya mengklaim jika tidak memiliki wewenang untuk mengungkapkan itu.
“Kalau itu bukan wewenangnya kita, karena kalau kita itu hanya mencatat yang daftar kejenjang SMA/SMK, kemudian putus di tengah jalan. Kalau yang putus tidak melanjutkan, itu di Kabupaten Kota,” pungkasnya. (mg-rafi) ***