BANTENRAYA.COM – Masyarakat di wilayah Kabupaten Pandeglang ramai-ramai membuat bubur asyura dan menyantuni puluhan anak yatim, Selasa 16 Juli 2024. Kegiatan sosial ini dilaksanakan dalam rangka memperingati 10 Muharram.
Pantauan Bantenraya.com, warga yang membuat bubur asyura diantaranya di Kecamatan Karangtanjung, Kecamatan Kaduhejo, dan Kecamatan Saketi. Setelah bubur selesai dimasak, dilaksanakan doa bersama dan dibagikan kepada warga setempat.
“Alhamdulillah tahun ini kami masih bisa membuat bubur suro,” kata Cahyani, warga Kampung Jambu, Kelurahan Cigadung, Kecamatan Karangtanjung.
Baca Juga: Dukung Dewi-Iing, PKS Siap Rapatkan Barisan Bersama Partai Koalisi
Dia menyebut, pembuatan bubur Asyura sudah menjadi tradisi setiap tahun, dan sudah menjadi turun temurun di kalangan masyarakat. “Sudah menjadi tradisi, kalau 10 Muharram kami bikin buat bubur suro,” ujarnya.
Dijelaskannya, bubur asyura yang dibuat akan dibagikan kepada warga di kampungnya. Bubur yang dibuat terbuat dari beras dipadukan sayuran, sama ada juga yang campur dengan gula merah.
“Ya, buburnya nanti dibagikan ke warga. Bubur yang dibuat kami berasnya berasal dari warga secara patungan. Sebelum dibagikan biasanya dibacakan doa dulu di mushola,” jelasnya.
Baca Juga: Kloter 52 Tiba di Pandeglang: 436 Jemaah Haji Selamat, 2 Orang Wafat di Makkah
Dia menerangkan, pembuatan bubur asyura merupakan tradisi setiap tahun. Dengan harapan, dapat meningkatkan rasa kecintaan masyarakat menyambut datangnya 10 Muharram.
“10 Muharram kan salah bulan yang sangat mulia dalam Islam dan hari lahir anak yatim, sehingga kami membuat bubur suro,” ujarnya.
Euis warga Desa Campaka, Kecamatan Kaduhejo mengatakan, membuat bubur asyura sudah setiap tahun dilaksanakan masyarakat di kampungnya.
Baca Juga: Bank Banten Ngebet Pemkot Serang Segera Pindahkan RKUD
“Itu mah udah tiap tahun buat bubur suro. Tahun ini kita buat 25 liter beras. Kami buat bubur suro dua macam, ada bubur yang manis, dan ada bubur yang gurih,” katanya.
Menurutnya, bubur asyura dibuat oleh warga secara sukarela. Pembuatan bubur asyura sudah menjadi tradisi setiap tahun guna meningkatkan budaya gotong royong di lingkungan warga.
“Selain untuk mempertahankan tradisi, peringatan 10 muharram ini untuk mempererat silaturahmi dan kebersamaan antar warga,” ujarnya. ***