BANTENRAYA.COM – Manusia karung atau gerobak menjadi fenomena yang terus hadir secara musiman saat Ramadhan.
Anjal (Anak Jalanan) dan Gepeng (Gelandangan dan Pengemis) tersebut mulai beroprasi saat sore hari yakni pada pukul 15.30 WIB.
Anjal dan Gepeng alias manusia karung tersebut dalam beroprasi biasanya ada disisi jalan memenuji jalur protokol Kota Cilegon. Selain khas dengan karung dan gerobak sebagai alat yang dibawa.
Baca Juga: Jajakan PSK, Wanita Paruh Baya di Kabupaten Serang Divonis 10 Bulan Penjara
Beberapa manusia karung yang kebanyakan adalah ibu-ibu tersebut juga sengaja membawa anak-anaknya dalam menjalankan aktivitasnya.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Cilegon Damanhuri menjelaskan, fenomena tersebut terjadi hampir diseluruh kota tidak hanya di Kota Cilegon.
Meski tentu tidak semuanya juga yang benar-benar orang yang membutuhkan secara ekonomi.
Baca Juga: Lakukan Penipuan, Eks Anggota DPRD Pandeglang Dituntut 2,5 Tahun
“Ada saja memang yang sengaja memanfaatkan momen ini. Tapi tentu sebagian besar memang karena kebutuhan. Ini juga menjadi fenomena diseluruh wilayah, tidak hanya disini sepertinya,” katanya, Kamis 21 Maret 2024.
Damanhuri menyatakan, pihaknya juga sekarang masih menunggu jika nantinya ada tindakan penertiban dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kota Cilegon, sehingga nanti ada pendampingan yang dilakunan.
“Kalau memang dia orang Cilego kami akan lakukan pembinaan. Kalau orang luar Cilegon nanti kami koordinasi dengan dinsos tempat mereka tinggal. Tapi sejuah ini kami masih menunggu Satpol-PP jika nanti ada tindakan,” ucapnya.
Baca Juga: Mantan Petinggi Distributor Es Krim di Indonesia Ajukan Pra Peradilan Atas Tudingan Penggelapan
Damanhuri menyatakan, berharap peran lurah dan camat jika ada warganya yang melakukan hal tersebut. Artinya jangan sampai nantinya warganya juga tidak terperhatikan.
“Penting peran lurah dan camat juga. Sebab, tanggung jawabnya tidak ansih hanya dinsos saja,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu Anjal dan Gepeng yang biasa melakukan aktivitas disisi jalan saat sore hari yang enggan disebutkan namanya menjelaskan, jika itu dilakukan karena faktor kebutuhan.
Baca Juga: Palsukan Surat Tanah, Kades Nagara Kabupaten Serang Dituntut 5 Tahun
Sebab, biasanya saat Ramadhan banyak orang yang membagikan takjil dijalan dan makanan yang lebih enak yang tidak biasa dibisa dipenuhi.
“Yah karena ini ada banyak makanan yang enak yang diberikan. Ini karena memang kebutuhan,” ucapnya.
Perempuan yang biasa menjadi pemulung tersebut menjelaskan, sengaja mengajak anaknya karena memang keseharian melakukan aktivitas mencari barang bekas dengan anaknya.
Baca Juga: Ikuti Arahan Pusat, SOTK Bappedalitbang Kabupaten Serang Bakal Berubah
“Yah bawa anak karena sehari-hari juga bawa anak saat memulung,” pungkasnya. ***