BANTENRAYA.COM – Aksi demonstrasi mahasiswa menolak kedatangan pengungsi Rohingya disertai kekerasan yang menyebabkan seorang ibu dan anak kecil menangis.
Diketahui, para mahasiswa yang terlibat dalam demonstrasi menolak kedatangan pengungsi Rohingya berasal dari berbagai universitas di Banda Aceh pada 27 Desember 2023.
Terlihat bahwa mahasiswa dari Universitas Abulyatama, Universitas Bina Bangsa Getsempena, dan Universitas Muhammadiyah ikut menyuarakan penolakan tersebut.
Baca Juga: Bacaan Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun 2024, Amalkan agar Menjadi Berkah!
Namun, peristiwa menyedihkan terjadi ketika massa demonstran menembus dan mendekati tempat penampungan pengungsi Rohingya, bahkan melemparkan barang-barang di sekitarnya.
Aksi tersebut terekam dalam sebuah video yang kemudian menyebar dan menjadi viral di media sosial.
Dikutip dari akun Instagram @memomedsos, para demonstran terlibat dalam kericuhan karena terprovokasi emosi.
Baca Juga: Ribuan Warga Papua Bopong Jenazah Eks Gubernur Lukas Enembe, Suara Papua Merdeka Menggema
“Tersulut emosi, para demonstran kemudian menembus masuk ke kawasan penampungan sementara pengungsi Rohingya di Balai Meuseraya Aceh (BMA) di Lampriet, Banda Aceh, Rabu,” tulis akun @memomedsos.
Para demonstran bahkan berlari ke arah pengungsi dan melemparkan sejumlah barang yang ada di sekitarnya.
Dalam kejadian tersebut, terdengar teriakan tangis dari seorang ibu dan anak kecil akibat gerakan kasar mahasiswa.
Baca Juga: Saking Cintanya, Warga di Pontianak Namai Kampungnya dengan Nama Anies
Mendapat reaksi yang kurang baik dari para demonstran, pengungsi Rohingya di tempat penampungan tersebut hanya bisa berserah diri dan menangis sambil memohon ampun.
Dengan tangisan tersebut, para pengungsi kemudian dipindahkan menggunakan truk yang disediakan oleh mahasiswa.
Saat ini, para demonstran telah mengangkut kelompok etnis Rohingya tersebut menuju Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Aceh.***
















