BANTENRAYA.COM – Sebanyak 160 ekor bebek entok dan 50 ekor ayam di Desa Cisalam, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang mati mendadak.
Ratusan hewan itu mati mendadak dalam kurun waktu sepekan lebih dari 2 November sampai 11 November 2021.
Fenomena mati mendadak puluhan bebek entok dan ayam tersebut terjadi karena terserang penyakit flu burung.
Penyebab kematian itu diketahui berdasarkan hasil rapid test yang dilakukan oleh petugas Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) yang dinyatakan positif avian influenza atau flu burung.
Untuk mencegah penularan penyakit flu burung tersebut baik kepada hewan ternak lainnya maupun kepada manusia, Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Serang telah melakukan langkah-langkah pencehagan.
“Dilaporkan telah terjadi kasus flu burung atau avian influenza di Desa Cisalam, Kecamatan Baros,” ujar Kepala Distan Kabupaten Serang Zaldi Dhuhana, Jumat 12 November 2021.
Baca Juga: Dapatkan Skin Hero Terbaru, Berikut Kode Redeem ML 13 November 2021
“Terjadi kematian ternak jenis Entok dari populasi awal 165 ekor yang mati 160 ekor. Nama pemilik Bapak Asnawi,” katanya.
Ia menuturkan, gejala pada hewan ternak yang mati tersebut yaitu pada kornea mata terlihat berkabut atau katarak.
Sebelum mati mengalami gejala tortikolis atau kepala berputar, pada hewan yang masih hidup terlihat lemas dan berjalan sempoyongan.
Baca Juga: Berikut Kode Redeem FF 13 November 2021 Dapatkan Item Menarik
“Hasil rapid test positif avian influenza atau garis dua,” katanya.
Ternak entok tersebut, kata Zaldi didatangkan dari peternak di Kecamatan Pontang pada 2 November 2021 dan kematian terjadi secara bertahap mulai dari ternak didatangkan.
“Selain entok terjadi kematian ayam milik Pak Asnawi dan milik warga sekitarnya kurang lebih sebanyak 50 ekor,” ungkapnya.
Baca Juga: BI Banten Ajak Pelajar Bela Negara Tanpa Senjata, begini Caranya
“Puskeswan yang menerima laporan lanagsung melakukan rapid test pada tanggal 9 November 2021 dalam kondisi ternak tersisa delapan ekor yang masih hidup,” imbuhnya.
Zaldi mengungkapkan, untuk mencegah penularan lebih luas petugas Puskeswan telah melakukan upaya pengendalian.
Di antaranya penanganan bangkai dengan cara dikubur dan dibakar. Melakukan proses desinfeksi dengan protanol untuk penyemprotan kandang secara rutin setiap hari.
Baca Juga: Golkar Ingin Pertahankan Kemenangan, Dapil 5 Dipatok Perolehan Tiga Kursi di DPRD Kabupaten Serang
“Kemudian, dalam membawa bangkai menggunakan pelindung tangan seperti kantong plastik sehingga tidak langsung bersentuhan dengan bangkai,” paparnya
“Menerpakan biosecurity secara ketat, memisahkan unggas yang saki, dan melarang mengkonsumsi daging dari unggas yang sakit,” tamabahnya.
Selain itu, lanjut Zaldi, warga diminta untuk berkoordinasi dengan Distan Kabupaten Serang atau Puskeswan bilamana menemukan ternak unggas dengan gejala seperti ternak yang sudah mati.
Baca Juga: Sutradara Hwang Dong-hyuk Pastikan Squid Game Season 2 Segera Tayang
“Kita menyarankan untuk segera berobat apabila ada yang mengalami gejala demam atau batuk setelah menangani bangkai,” imbaunya.*
Caption
Petugas Puskesawan Distan Kabupaten Serang memeriksa penyebab kematian ternak jenis entok di Desa Cisalam, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang pada Selasa 9 November 2021.