BANTEN RAYA – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Serang telah melakukan uji laboratorium hewan kurban yang teridentifikasi penyakit kuku dan mulut (PMK).
Hasil uji laboratorium menunjukan 17 ekor sapi di Kecamatan Kramatwatu yang sempat teridentifikasi PMK ternyata menunjukan hasil negatif.
Sekretaris DKPP Kabupaten Serang Yuli Saputra mengatakan, adanya luka pada bagian kaki di 17 ekor sapi di Kramatwatu kemungkinan besar diakibatkan karena perjalanan yang cukup jauh.
“Di Kecamatan Kramatwatu sapi 17 ekor, gejala klinis lesi di kaki dan gusi. Untuk hasil uji PCR negatif, kemungkinan lukanya terkena gesekan ketika saat perjalanan dari luar daerah Provinsi Banten,” ujarnya, Kamis (29/5).
Baca Juga: Hadapi Suhu Ekstrem di Arafah, Jemaah Diminta Fokus Beribadah di Dalam Tenda
Ia menjelaskan, pihaknya belum mengetahui pasti 10 domba di Kecamatan Ciruas yang teridentifikasi terkena PMK tersebut benar-benar positif atau hanya luka karena perjalanan jauh.
“Untuk Kecamatan Ciruas , domba 10 ekor gejala klinis luka di kaki. Untuk hasil laboratorium kita masih menunggu konfirmasi,” katanya.
Yuli menuturkan tindakan yang sudah dilakukan ialah melakukan isolasi dan dipisahkan dari yang sehat serta berikan pengobatan, penyemprotan desinfektan, dan edukasi kepada peternak.
“Saran dan himbauan kepada peternak dan pedagang kurban untuk memastikan ternak yang didatangkan adalah ternak yang sehat yang dibuktikan dengan adanya skkh (Surat keterangan kesehatan hewan),” jelasnya.
Pihaknya mengimbau, ternak harus disertai dengan keterangan sudah vaksin PMK dari daerah asal dan dipisahkan hewan yang baru dengan hewan lama.
Baca Juga: Bakal Dihadiri Prabowo, Andra Sebut Banten Siap Jadi Tuan Rumah Harganas 2025
“Pemberian pakan yang cukup, vitamin, dan jamu jamuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Itu berfungsi untuk mengatasi kelelehan dan stres akibat transportasi di perjalanan,” paparnya. (***)